Bursa Asia Dibuka Melemah, Shanghai Sudah Ambles 1%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 March 2022 08:44
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin (28/3/2022), karena investor cenderung merespons negatif dari pemberlakuan kembali karantina wilayah (lockdown) di China seiring melonjaknya kembali virus corona (Covid-19).

Hanya indeks ASX 200 Australia yang dibuka di zona hijau pada hari ini, yakni menguat 0,36%.

Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,42%, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,68%, Shanghai Composite China merosot 1,02%, Straits Times Singapura turun 0,13%, dan KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,7%.

Dari China, data keuntungan industri tumbuh dalam dua bulan pertama tahun ini. Laba di perusahaan industri China naik 5,0% untuk periode Januari hingga Februari dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data yang dirilis Minggu kemarin.

Investor di Asia-Pasifik kembali memantau perkembangan Covid-19 di China, di mana dalam sepekan hingga 26 Maret 2022, rata-rata kasus positif harian Covid-19 tercatat 1.863 orang per hari. Sepekan sebelumnya bahkan mencapai 2.104,71 orang.

Pemerintah China kembali memberlakukan lockdown, utamanya di kota Shanghai. Hal ini karena jumlah kasus Covid-19 di kota tersebut naik cukup tinggi. Kota ini mencatat 2.631 kasus tanpa gejala baru, yang menyumbang hampir 60% dari total kasus baru tanpa gejala di China hari itu. Ditambah 47 kasus baru dengan gejala.

Di lain sisi, investor di Asia-Pasifik, utamanya di China dan Hong Kong akan memantau pergerakan saham Meituan dan saham teknologi China lainnya di Hong Kong.

Meituan pada Jumat pekan lalu membukukan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal keempat tahun 2021.

Pendapatan perusahaan untuk kuartal IV-2021 mencapai 49,52 miliar yuan (US$ 7,78 miliar), di atas ekspektasi analis rata-rata yang memperkirakan naik menjadi 49,2 miliar yuan, menurut data dari Refinitiv Eikon.

Selain itu, koreksinya bursa Asia-Pasifik juga terjadi di tengah jatuhnya kembali harga minyak mentah dunia pada pagi hari ini waktu Asia.

Pada hari ini pukul 06:49 WIB, harga minyak jenis Brent ambles 3,02% ke level US$ 117,01/barel. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) berada di US$ 110,69/barel, ambrol 2,82%.

Meski hari ini ambrol, tetapi harga Brent dan WTI masih mencatatkan kenaikan 8,35% dan 7,24% dalam sepekan terakhir. Selama sebulan ke belakang, harga masih naik 19,36% dan 18,24%.

Investor juga masih akan memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina beserta negara Blok Barat. Hingga saat ini, perang di Ukraina bisa saja membebani pasar pada pekan ini. Karena terobosan terkait gencatan senjata sepertinya tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular