Kebijakan Moneter Akan Diperketat, Bursa Eropa Dibuka Mixed
Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal perdagangan cenderung bergerak beragam pada perdagangan Jumat (25/3/2022), di mana investor masih mengamati perkembangan situasi di Ukraina dan mengevaluasi proyeksi global dari kebijakan moneter.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi bergerak sedikit di atas garis datar, di mana saham perbankan jatuh 0,9%. Namun, saham emiten makanan dan minuman naik 0,4%.
Indeks DAX Jerman terapresiasi 57,26 poin atau menguat 0,4% ke 14.331,05. Hal serupa terjadi pada indeks FTSE Inggris naik tipis 0,07% ke level 7.472,57. Sementara itu, indeks CAC Prancis melemah 0,12% ke 6.547,62.
Pasar global sedang mengamati negosiasi Rusia dan Ukraina dengan cermat, di mana pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin dunia dan badan-badan internasional digelar kemarin.
NATO berjanji akan mengirim pasukan ekstra bersama dengan sayap timurnya. Inggris dan Amerika Serikat (AS) meluncurkan lebih banyak sanksi terhadap elit dan pejabat Rusia. Selain itu, AS mengumumkan miliaran lagi bantuan ke Ukraina.
Hal tersebut terjadi ketika pasar mengalami pekan yang bergejolak, di mana poros hawkish dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memicu spekulasi bahwa kebijakan moneter akan diperketat secara agresif dalam upaya untuk mengendalikan inflasi yang tak terkendali.
Bursa saham di Asia bergerak beragam hari ini, di mana indeks Hang Seng Hong Kong merosot tajam sebanyak 3% di perdagangan siang ini.
Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS bergerak beragam di pra-pembukaan perdagangan setelah indeks Wall Street pulih dari keterpurukannya di pasar reguler kemarin dan menuju zona positif selama dua pekan.
Volatilitas tampaknya akan berlanjut, indeks MOEX Rusia bergerak menurun di awal perdagangan di Moskow hari ini.
Hari ini, Business Climate Index Jerman dijadwalkan akan dirilis pada pagi hari waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)