
RI Awas! Banyak "Kompor" Agar The Fed Kerek Suku Bunga 50 Bps

Meski ada risiko gejolak, tetapi fundamental Indonesia kini jauh lebih kuat ketimbang 2013 lalu. Hal ini terlihat dari masih stabilnya nilai tukar rupiah sejauh ini. Fundamental Indonesia yang jauh lebih baik ketimbang 2013 lalu.
Ditopang kenaikan harga komoditas neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 22 bulan beruntun, dan membantu transaksi berjalan Indonesia membukukan surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4% dari produk domestik bruto (PDB) di kuartal IV-2021.
Sepanjang 2021, surplus transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,3 miliar (0,3% dari PDB). Kali terakhir transaksi berjalan mencatat surplus secara tahunan yakni pada 2011 lalu.
Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial bagi pergerakan rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil ketimbang pos Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) lainnya, yakni transaksi modal dan finansial.
Di tahun ini, Bank Indonesia (BI) memprediksi transaksi berjalan akan kembali defisit, tetapi sekitar 1,1% - 1,9% dari PDB. Proyeksi tersebut lebih rendah dari rata-rata defisit pada periode 2012 - 2020 sebesar 2,3% dari PDB.
Namun, jika neraca dagang terus mencatat surplus bukan tidak mungkinan surplus transkasi berjalan bisa dipertahankan.
BI juga memiliki cadangan devisa yang cukup besar. Per akhir Februari, Indonesia memiliki cadangan devisa sebesar US$ 141,4 miliar.
Artinya, BI punya lebih banyak "amunisi" untuk menstabilkan rupiah.
Selain itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan investor asing atas Surat Berharga Negara (SBN) saat ini di bawah 20%, jauh lebih rendah dari tahun 2013 yang di atas 40%. Sehingga jika terjadi capital outflow, tentunya tidak akan sebesar saat taper tantrum.
Dengan demikian, nilai tukar rupiah bisa lebih stabil, begitu juga dengan indlsi inflasi di Indonesia yang sebesar 2,06% (yoy) di bulan Februari.
Inflasi yang rendah akan menjaga daya beli masyarakat yang merupakan tulang punggung perekonomian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]