
Eropa Tegang! Duit Asing Masuk Lagi ke RI, Rupiah Perkasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mampu membalikkan keadaan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (24/3). Aliran modal asing yang kembali masuk ke dalam negeri membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, rupiah pun sukses menguat tipis.
Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melemah 0,21% ke Rp 14.375/US$. Setelahnya posisi rupiah terus membaik dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.344/US$ atau menguat tipis 0,01% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dari pasar saham, IHSG tercatat menguat 0,77% ke 7049,685, setelah sempat masuk ke zona merah di awal perdagangan. Level tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa IHGS.
Investor asing kembali melakukan aski beli bersih senilian US$ 1,59 triliun di pasar reguler dan ditambah pasar nego dan tunai totalnya menjadi US$ 1,69 triliun.
Sentimen positif datang dari dalam negeri. Tahun ini masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim diperbolehkan untuk melaksanakan mudik saat perayaan Idul Fitri.
Demikianlah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun youtube Sekretariat Presiden, Rabu (23/3/2022).
"Bagi masyarakat yang ingin mudik lebaran juga dipersilahkan diperbolehkan dengan syarat sudah mendapatkan vaksin dan 1 kali booster dan menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.
Diperkirakan 80 juta orang akan melakukan perjalanan pulang kampung saat libur Lebaran tahun ini.
"Potensi masyarakat yang akan melakukan mudik mendekati angka 80 juta. Diberlakukan syarat perjalanan dalam negeri seperti yang ada sekarang, yaitu vaksin 2 kali dan tidak dibutuhkan tes antigen/pcr," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, dalam keterangan, Kamis (24/3/2022).
Dengan diperbolehkannya mudik, roda perekonomian bisa berputar lebih kencang sebab konsumsi masyarakat tentunya akan meningkat. Hal ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara itu tekanan datang dari eksternal. Presiden AS Joe Biden sudah tiba di Brussel dan bertemu dengan para pemimpin NATO yang disebut "extraordinary summit".
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, mengatakan para pemimpin aliansi diperkirakan bakal setuju untuk menempatkan lebih banyak pasukan di Eropa Timur. Selain itu, pertemuan NATO tersebut juga akan membahas sanksi baru yang akan diberikan ke Rusia.
Jika itu dilakukan, ketegangan dengan Rusia yang sedang berperang dengan Ukraina tentunya akan semakin tereskalasi, yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk.
Di sisi lain, ketegangan di Eropa tersebut memicu terjadinya capital outflow dari Benua Biru.
"Aliran modal tidak ingin berada di Eropa, sebab tidak hanya sangat dekat dengan Ukraina, tetapi juga efek dari sanksi yang dijatuhkan ke Rusia," kata Huw Roberts, kepala analis di Quant Insight, sebagaimana dilansir CNBC International.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menampung capital outflow tersebut. Di bursa saham, sepanjang tahun ini investor asing melakukan net buy sekitar 38,4 triliun di pasar reguler.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
