Selain Ada Para Raksasa, Ini 6 Fakta Menarik Soal IPO GoTo

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
24 March 2022 10:10
GoTo (Tangkapan layar)
Foto: GoTo (Tangkapan layar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, Kamis (24/3/2022), merupakan batas akhir periode pembentukan harga (bookbuilding) saham perdana (initial public offering/IPO)PT GoTo Gojek Tokopedia. Saham IPO GoTo menjadi perhatian kalangan investor pasar modal, karena perusahaan ini merupakan gabungan dua Decacorn lokal terbesar.

Pekan lalu, GoTo secara resmi mengumumkan proses pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) dengan merilis prospektus, Selasa pagi ini (15/3/2022).

Dalam ringkasan prospektus disebutkan, GoTo akan melepas 52 miliar saham baru seri A dalam rangka proses IPO ini. Jumlah tersebut yang mewakili 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.

Dengan harga saham pada kisaran Rp 316-Rp 346, GoTo memperkirakan akan menghimpun dana sebanyak banyaknya sebesar Rp17,99 triliun. Proses bookbuilding akan dilangsungkan mulai tanggal 15-24 Maret 2022. Waktu pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia diperkirakan pada awal April 2022.

Mengapa saham GoTo menjadi perhatian banyak kalangan, salah satu alasannya adalah ada banyak perusahaan besar baik lokal maupun multinasional yang menjadi pemegang saham saat ini. 

Lantas, siapa saja investor yang ada di balik GoTo?

Menurut prospektus perusahaan, GoTo membagi pemegang saham perusahaan ke dalam struktur dual-class voting, yakni pemegang Saham Dengan Hak Suara Multipel (SDHSM) atawa multiple voting shares (MVS) dan non-SDHSM.

Seperti namanya, pemegang SDHSM, dalam hal ini Saham Seri B, memiliki hak suara multipel untuk setiap sahamnya.

Sampai penerbitan prospektus GoTo, rasio hak suara untuk Saham Seri B sebesar 30 hak suara untuk setiap Saham Seri B sesuai dengan POJK No. 22/2021.

Selain itu, berdasarkan penjelasan dalam prospektus, setiap pemegang Saham Seri B dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan Saham Seri B yang dimilikinya selama dua tahun sejak Tanggal Efektif.

Dengan asumsi penjualan seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO terpenuhi, semua pemegang saham SDHSM memiliki porsi 6,02% dari total kepemilikan saham GoTo, dengan hak suara mencapai 58,01%.

Pemegang SDHSM GoTo adalah Chief Executive Officer (CEO) GoTo Andre Soelistyo dengan hak suara 7,74% atau 0,83% kepemilikan (baik Saham Seri A dan B), Direktur GoTo Kevin Bryan Aluwi dengan hak suara 3,92%.

Kemudian, Komisaris GoTo William Tanuwijaya dengan total hak suara 14,56% dan Direktur GoTo Melissa Siska Juminto dengan total hak suara 1,38%

Keempat orang tersebut tercatat sebagai pemegang saham pengendali GoTo.

Asal tahu saja, selain memiliki kepemilikan langsung di GoTo, Andre Soelistyo, Kevin Aluwi, dan William Tanuwijaya merupakan pemegang saham PT Saham Anak Bangsa (SAB) dengan masing-masing kepemilikan 33,33%.

PT SAB sendiri merupakan pemegang saham seri B GoTo dengan total kepemilikan 2,25% atau dengan hak suara sebesar 30,42%.

Baca:Boy Thohir Angkat Bicara Soal IPO GoTo
Ada Boy Thohir sampai Taobao-nya Alibaba

Selain para direksi dan co-founder perusahaan, pemegang saham non-SDHSM GoTo merupakan nama-nama terkenal. Total hak suara pemegang saham non-SDHSM mencapai 41,99% dengan porsi kepemilikan mencapai 93,12%.

Rinciannya, Bos batu bara Garibaldi 'Boy' Thohir, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama GoTo, tercatat menguasai 0,09% saham perusahaan dengan hak suara 0,04%.

Asal tahu saja, Boy Thohir diangkat sebagai Komisaris Utama Emiten sejak tahun 2021.

Kemudian, perusahaan milik raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Limited, Taobao China Holding Limited, menguasai 8,76% saham GoTo dengan hak suara 3,95%.

Selain itu, Goto Peopleverse Fund (GPF) juga memiliki 8,94% saham perusahaan. GPF berdomisili di kantor Vistra (Cayman) Limited, Kepulauan Cayman.

Kegiatan usaha utama yang saat ini telah dilakukan oleh GPF adalah mengelola dan mengadministrasi Program Rencana Insentif Jangka Panjang (Long-Term Incentive Plan Program)

Tidak ketinggalan, SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd. tercatat mempunyai 8,62% saham GoTo dengan hak suara 3,89%.

Sementara, investor dengan kepemilikan kurang dari 5% menguasai 62,36% saham GoTo dengan hak suara mencapai 28,12%.

Terakhir, masyarakat sendiri akan memperoleh porsi 4,35% saham perusahaan dengan hak suara sebesar 1,96%.

Susunan Pemegang Saham GoTo pasca-IPOFoto: Prospektus GoTo
Susunan Pemegang Saham GoTo pasca-IPO

Selain keberadaan perusahaan raksasa yang jadi pemegang saham GoTo, perseroan juga mengungkapkan ada 6 fakta paling penting yang penting diketahui seputar IPO GoTo. Apa saja fakta tersebut? Simak paparannya.

Fakta pertama, GoTo akan merilis 52 miliar lembar saham baru seri A saat IPO, yang setara dengan 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Seluruh saham yang ditawarkan dalam proses IPO ini merupakan saham baru dan bukan penawaran saham dari pemegang saham atau investor eksisting.

Fakta Kedua, beli satu saham dapat tiga perusahaan. Dengan rentang harga Rp316-Rp 346 per unit, investor dapat tiga perusahaan dan masing masing memiliki potensi bisnis menjanjikan di tiap segmen. GoTo adalah gabungan antara Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial, nama-nama terdepan dalam lini bisnis on-demand, e-commerce, dan financial technology di Indonesia.

Fakta Ketiga, GoTo mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi bruto (GTV) positif selama 3 tahun terakhir. GoTo membukukan lebih dari Rp414 triliun transaksi pada 12 bulan yang berakhir 30 September 2021, yang melibatkan lebih dari 55 juta konsumen yang bertransaksi dalam periode satu tahun tersebut.

Fakta Keempat, GoTo memiliki opsi untuk menerapkan skema stabilisasi harga saham, yang dikenal sebagai skema greenshoe. Tersedianya opsi ini ikhtiar emiten untuk menjaga stabilnya pergerakan harga saham pasca-IPO.

Greenshoe adalah klausa yang terkandung dalam perjanjian penjaminan IPO yang memungkinkan penjamin emisi untuk membeli hingga 15% tambahan saham perusahaan pada harga penawaran (perdana). Tujuan dari skema greenshoe adalah stabilisasi harga apabila harga saham diperdagangkan di bawah harga IPO. Untuk menjalankan skema greenshoe ini, GoTo menyiapkan 7,8 miliar saham.

Fakta Kelima, IPO bukan exit strategy. Di tengah dinamika harga saham, khususnya untuk sektor teknologi, terdapat pertanyaan apakah IPO akan menjadi cara melarikan diri atau cash out bagi para investor lama. Tidak dengan GoTo yang justru menerapkan ketentuan baru untuk mengikat para investor eksisting melalui ketentuan SHSM.

Pada Desember lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS). Inti regulasi ini, para founder memiliki hak suara lebih banyak (voting rights) dari pemegang saham lainnya, meski jumlah sahamnya sama.

Salah satu tujuannya agar marwah dan visi besar perusahaan tetap terjaga dan tetap sejalan dengan agenda para founder. Tapi, ada syaratnya, saham para pendiri harus dikunci untuk jangka waktu tertentu.

Berpegang pada ketentuan tersebut, para pemegang saham eksisting akan dilarang untuk menjual atau memindahtangankan saham GoTo yang dimilikinya antara 8 bulan sampai dengan 2 tahun, bergantung pada klasifikasi saham yang dimilikinya.

Fakta keenam, penawaran internasional. Selain akan tercatat di BEI, GoTo juga berencana go international dengan mencatatkan saham di bursa New York dan lainnya. Isi prospektus menyebutkan, penawaran internasional akan terlaksana paling lambat 2 tahun setelah pencatatan perdana. Aksi korporasi lanjutan ini sudah mendapatkan persetujuan RUPS pada Desember 2021.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penggalangan Dana Pra-IPO GoTo Tembus USD 1,3 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular