Bursa Saham Ijo Royo-Royo, Rupiah Ikut Melesat!
Jakarta, CNBC Indonesia - Membaiknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (23/3). Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 0,18% ke Rp 14.330/US$. Penguatan tersebut sedikit terpangkas, rupiah berada di Rp 14.335/US$ pada pukul 9:11 WIB.
Di pasar non-deliverable forward (NDF) rupiah tenor 1 pekan bahkan sudah di bawah Rp 14.300/US$ yang tentunya membuka peluang berlanjutnya penguatan rupiah.
Sentimen pelaku pasar mulai membaik, terlihat dari penguatan bursa saham Eropa dan AS (Wall Street) kemarin malam. Penguatan tersebut menjalar ke Benua Kuning, bursa saham utama Asia langsung melesat pagi ini, termasuk IHSG.
Saat sentimen pelaku pasar membaik, daya tarik dolar AS sebagai aset safe haven menjadi berkurang.
"Dolar AS sangat didukung oleh sikap hawkish bank sentral AS (The Fed) tetapi saat ini mengalami koreksi. Ini disebabkan sentimen pelaku pasar yang membaik membuat bursa saham menguat dan menurunkan daya tarik dolar AS," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions, sebagaimana dilansir CNBC International.
Dolar AS sejak awal pekan ini tampil perkasa setelah ketua The Fed Jerome Powell membuka peluang kenaikan suku bunga lebih agresif di tahun ini untuk meredam inflasi.
"Kami akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas harga. Secara khusus, jika kami menyimpulkan kenaikan suku bunga lebih dari 25 basis poin tepat dilakukan, kami akan melakukannya. Dan jika kami memutuskan perlu melakukan pengetatan di luar dari kebiasaan yang normal, kami juga akan melakukannya," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (22/3/2022).
Pasca pidato tersebut, pelaku pasar melihat ada probabilitas sekitar 66% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Mei.
Selain itu, bank investasi Goldman Sachs bahkan melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Mei dan Juni. Goldman Sachs merupakan bank yang sebelumnya memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 7 di tahun ini. Prediksi tersebut jitu, dalam dot plot yang dirilis The Fed pekan lalu menunjukkan suku bunga akan dinaikkan di setiap pertemuan di tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)