
Efek Pernyataan Powell Meredup, Rupiah Siap Menguat Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda-tanda bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) yang akan lebih agresif menaikkan suku bunga di tahun ini membuat rupiah melemah Selasa kemarin.
Meski demikian, pelemahannya tidak terlalu besar, 0,13% ke Rp 14.356/US$ dan berpeluang berbalik menguat pada perdagangan Rabu (23/3/2022).
Ketua The Fed, Jerome Powell sebelumnya mengatakan siap menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin untuk meredam inflasi.
"Kami akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas harga. Secara khusus, jika kami menyimpulkan kenaikan suku bunga lebih dari 25 basis poin tepat dilakukan, kami akan melakukannya. Dan jika kami memutuskan perlu melakukan pengetatan di luar dari kebiasaan yang normal, kami juga akan melakukannya," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (22/3/2022).
Pasca pidato tersebut, pelaku pasar melihat ada probabilitas sekitar 66% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Mei.
Namun, membaiknya sentimen pelaku pasar membuat kekuatan dolar AS akibat ekspektasi tersebut meredup. Sentimen pelaku pasar yang membaik terlihat dari menguatnya bursa saham Eropa hingga Amerika Serikat kemarin malam yang membuat indeks dolar AS terkoreksi.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200 yang tentunya memberikan tekanan pelemahan. Meski demikian sejak awal tahun rupiah sebenarnya bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.
Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat ke mana arah rupiah dalam jangka menengah, salah satu level tersebut harus ditembus.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik tetapi masih berada di kisaran 60.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu Stochastic pada grafik 1 jam sudah berada di wilayah overbought sehingga membuka peluang penguatan rupiah.
Rupiah kini berada di support Rp 14.340/US$, penembusan ke bawah level tersebut akan membuka ruang penguatan menuju Rp 14.320/US$ hingga Rp 14.300/US$.
Sementara selama tertahan di atas Rp 14.340/US$, rupiah berisiko melemah menuju resisten di kisaran Rp 14.370/US$ hingga Rp 14.380/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
