Saham Batu Bara 'Ngamuk' Saat Harga Lagi Turun, Ada Apa?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 22/03/2022 09:46 WIB
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas harga saham emiten batu bara menguat pada awal perdagangan sesi I hari ini, Selasa (22/3/2022), melanjutkan kecenderungan kenaikan setidaknya sejak Senin kemarin (21/3).

Berikut saham-saham batu bara yang menghijau pagi ini, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.26 WIB.

  1. Golden Eagle Energy (SMMT), naik +10,10%, ke Rp 1.090/unit


  2. Bumi Resources (BUMI), +3,39%, ke Rp 61/unit

  3. Adaro Energy Indonesia (ADRO), +3,31%, ke Rp 2.810/unit

  4. Bukit Asam (PTBA), +2,80%, ke Rp 3.310/unit

  5. Indika Energy (INDY), +2,33%, ke Rp 2.200/unit

  6. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +2,25%, ke Rp 27.250/unit

  7. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +2,10%, ke Rp 3.890/unit

  8. Delta Dunia Makmur (DOID), +1,92%, ke Rp 424/unit

  9. Alfa Energi Investama (FIRE), +1,86%, ke Rp 328/unit

  10. Harum Energy (HRUM), +1,83%, ke Rp 11.100/unit

  11. ABM Investama (ABMM), +1,55%, ke Rp 1.635/unit

  12. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +1,10%, ke Rp 184/unit

  13. Adaro Minerals Indonesia (ADMR), +1,09%, ke Rp 1.860/unit

  14. Golden Energy Mines (GEMS), +0,63%, ke Rp 4.760/unit

  15. Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,28%, ke Rp 3.610/unit

  16. United Tractors (UNTR), +0,10%, ke Rp 25.375/unit

Menurut data di atas, saham SMMT melesat 10,10% ke Rp 1.090/unit, melanjutkan kenaikan sejak Kamis pekan lalu (17/3).

Dalam sepekan saham ini melejit 48,39%, sedangkan dalam sebulan terbang 206,15%. Adapun, sejak awal tahun (ytd), saham SMMT sudah meroket 461,88%.

Saham BUMI juga menguat 3,39% ke Rp 61/unit, setelah melompat 9,26% pada Senin kemarin.

Dalam sepekan, saham BUMI melesat 17,31%.

Saham ADRO juga terapresiasi 3,31% ke posisi Rp 2.810/unit, membuat harga naik 3,69% dalam sepekan.

Tidak ketinggalan, saham PTBA dan INDY juga terkerek 2,80% dan 2,33%.

Sementara, harga batu bara masih terus dilanda aksi ambil untung alias profit taking.

Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak April pada perdagangan Senin (21/3/2022) ditutup di level US$ US$220,60/ton, turun 8,08%.

Penurunan tersebut jauh lebih dalam dibandingkan Kamis (0,81%) dan Jumat (5,08%). Harga batu bara pada penutupan Senin juga menjadi yang terendah sejak 21 Februari lalu (US$ 209,35/ton) atau dalam sebulan terakhir.

Dalam sepekan, harga batu bara sudah turun 27,3%. Meskipun, dalam sebulan masih naik 5,4% dan meroket 124,2% dalam setahun.

Terus anjloknya harga batu bara disebabkan oleh keyakinan bahwa pasokan emas hitam aman setelah China dan Australia mengeluarkan kebijakan baru.

Beijing telah meminta perusahaan energi untuk menambah pasokan batu bara mereka guna menghindari tekanan lebih besar akibat melambungnya harga komoditas energi.

Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) meminta pembangkit listrik negara tersebut untuk menandatangani kontrak pasokan jangka panjang dengan penambang lokal. Pasokan minimal untuk 15 hari. Kebijakan tersebut berlaku efektif sejak Jumat (18/3).

Perusahaan tambang juga diminta menawarkan 80% kontrak produksi mereka melalui kontrak jangka panjang pada harga yang ditentukan pemerintah.

Pemerintah China telah menetapkan benchmark harga batu bara di level 570-770 yuan (US$90-121/ton), lebih tinggi dari sebelumnya yang ada di kisaran 500-570 yuan.

Sebagai catatan, selama Januari-Februari, China memproduksi 686,6 juta ton batu bara, naik 10,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, pemerintah Australia berjanji akan mendonasikan 70.000 ton thermal coal mereka kepada Ukraina untuk memenuhi kebutuhan energi negara tersebut.

Australia juga akan mengirim pasokan batu bara ke negara-negara lain seperti Polandia yang selama ini menggantungkan impor batu bara mereka kepada Rusia.

Harga batu bara sempat melambung setelah Rusia menyerang Ukraina pada 25 Februari lalu. Harga emas hitam melonjak cepat dari US$251,50 ke kisaran US$400. Harga batu bara menembus rekor tertingginya pada 2 Maret ke level US$446 ton dan bertahan di kisaran US$400 hingga 9 Maret (US$ 426,85/ton). Namun, setelah itu harganya amblas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat