Bos Sawit, Harga CPO Diprediksi Turun Nih... Panik Gak?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis pada sesi awal perdagangan pada hari ini, Selasa (22/3/2022). Namun, harga CPO diprediksikan akan kembali turun.
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 08:10 WIB, harga CPO dibanderol di level MYR 5.806/ton atau naik 0,55%.
Analis Reuters, Wang Tao menilai harga CPO hari ini akan menguji titik support di MYR 5.606/ton, di mana penembusan di bawahnya akan menyebabkan penurunan ke kisaran MYR 5.384-5.512/ton.
Penurunan pada Jumat (18/3) lalu, diprediksi akan diperpanjang ke MYR 5.606/ton. Namun, jika harga menembus ke atas MYR 5.966/ton, maka dapat menembus ke kisaran MYR 6.104-6.326/ton.
Diler Kargo Surveyor Societe Generale de Surveilance melaporkan bahwa ekspor CPO Malaysia periode 1-20 Maret turun 11,4% ke 723.997 ton dari 817.088 ton.
Kemarin, harga CPO Malaysia naik setelah sempat terpuruk dan menjadi pekan terburuk sejak 1986. Harga kontrak CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 2,33% menjadi MYR 5.760/ton atau US$ 1.370,45/ton. Namun, kenaikannya mungkin dibatasi oleh ekspor yang lemah pada periode ini.
Harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati karena bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Pemerintah Malaysia mempertahankan pajak ekspor April sebesar 8% yang diresmikan melalui surat edaran di situs Dewan Minyak Sawit Malaysia.
Ini berbeda dengan Indonesia yang pada pekan lalu mengumumkan kebijakan dengan menaikkan Dana Pungutan (DP) ekspor CPO dan Bea Keluar (BK), dalam upaya untuk mengendalikan harga minyak lokal yang sudah melonjak pada awal tahun ini hingga 40%.
Selain itu, pada Kamis (24/3) akan diadakan virtual The third Palm Biodiesel Conference di Jogja sebagai upaya negara-negara produsen CPO untuk mendiskusikan peluang biodiesel dan mencari solusi terhadap masalah yang terjadi di industri kelapa sawit.
Acara ini akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartanto dan Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)