Bursa Asia Dibuka Cerah Tapi Shanghai Merah, IHSG Gimana?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 March 2022 08:45
bursa tokyo
Foto: REUTERS/Toru Hanai

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung positif pada perdagangan Selasa (22/3/2022), di tengah reaksi pasar terhadap komentar ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) yang bersiap menghadapi inflasi tinggi.

Hanya indeks Shanghai Composite China saja yang dibuka di zona merah pada pagi hari ini, yakni melemah 0,21%.

Sedangkan sisanya dibuka cerah. Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,97%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,76%, Straits Times Singapura bertambah 0,24%, ASX 200 Australia melonjak 1,05%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,35%.

Investor di Asia-Pasifik, terutama di China dan Hong Kong akan memantau pergerakan saham maskapai China Eastern Airlines di bursa Hong Kong, setelah adanya peristiwa jatuhnya pesawat Boeing 737 milik maskapai tersebut di Guangxi, China Selatan pada Senin kemarin.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah pada hari ini terjadi di tengah terkoreksinya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Senin kemarin waktu AS, karena investor di AS cenderung merespons negatif dari pernyataan ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,58% ke level 34.552,988, S&P 500 turun tipis 0,04% ke posisi 4.461,18, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,4% menjadi 13.838,46.

Powell pada Senin kemarin mengatakan bahwa inflasi berpotensi kembali meninggi, sehingga ia berjanji untuk mengambil "langkah-langkah yang diperlukan" untuk mengendalikan harga.

Dia juga berujar bahwa kenaikan suku bunga bisa berubah dari kenaikan seperempat poin persentase atau 25 basis poin (bp) ke kenaikan yang lebih agresif, yaitu setengah basis poin jika perlu.

Pernyataan di National Association for Business Economics tersebut diucapkan kurang dari seminggu setelah The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018.

Di sisi lain, saham sektor energi di AS menguat mengikuti kenaikan harga minyak mentah dunia di mana harga minyak acuan internasional jenis Brent melesat 7% melampaui US$ 115 per barel, setelah Uni Eropa menyusul langkah AS mengembargo minyak Rusia.

Investor juga masih memantau perang Rusia dan Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan jika diskusi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali gagal, maka akan ada potensi pecah perang dunia ketiga.

Pejabat Ukraina dan Rusia telah bertemu beberapa kali untuk pembicaraan damai, tetapi gagal mencapai kesepakatan damai. Ukraina telah menolak ultimatum untuk menyerahkan kota Mariupol kepada pasukan Rusia.

Selain itu, investor juga masih mengevaluasi terhadap melonjaknya kasus virus corona (Covid-19) di wilayah Eropa yang disebabkan oleh varian Omicron.

"Kami masih belum yakin bahwa dasar telah tercapai, menyusul perkiraan kami bahwa situasi geopolitik masih sangat fluid, inflasi seharusnya masih akan panas, dan outlook melemah," tutur analis Wolfe Research Chris Senyek dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular