
Duh Apes! PPN di RI Bakal Naik, Negara Lain Malah Turun

Dalam APBN tahun anggaran 2022, pemerintah telah mengalokasikan subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg sebesar Rp 77,55 triliun serta subsidi listrik sebesar Rp 56,48 triliun. Menyusul lonjakan harga energi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah berencana untuk menambah subsidi energi di tahun ini. Namun, dia tidak menyebut dengan pasti berapa kenaikannya.
"Sebagian akan diserap oleh pemerintah dan itu dalam bentuk subsidi. Jadi ada dua yang akan dilakukan, merespon dari sisi fiskal melalui peningkatan subsidi terutama BBM dan listrik," tutur Sri Mulyani, dalam Bloomberg Asean Business Summit, Rabu (16/3/2022).
Sebagai informasi,Sejak 1 Januari 2015, pemerintah tidak lagi menanggung subsidi BBM premium. Penentuan harga premium mengacu pada fluktuasi harga minyak dunia yang dievaluasi pada periode tertentu tetapi harga BBM tetap ditetapkan pemerintah.
Dengan harga yang masih ditetapkan maka Pertamina sebagai distributor BBM tidak bisa menetapkan harga sesuai harga pasar terkini. Kondisi tersebut bisa membebani Pertamina sebagai distributor BBM yang ditunjuk pemerintah.
Di tengah kenaikan harga komoditas, pemerintah justru akan menaikkan tarif PPN dari 10% menjadi 11% mulai 1 April 2022. Pemerintah memang memastikan bahan pangan dasar yang dijual di pasar tidak akan dikenakan PPN seperti beras, jagung, garam konsumsi, telur, hingga susu.
Barang kebutuhan pokok, jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa pelayanan sosial dan beberapa jenis jasa lainnya juga diberikan fasilitas pembebasan PPN.
Namun, banyak yang menilai kenaikan PPN di saat perekonomian Indonesia belum sepenuhnya akan membebani masyarakat.
"Menurut saya begitu (ditunda dulu kenaikan PPN). Paling cepat tahun depan (dinaikan). Menaikkan PPN di tengah pemulihan ekonomi sekarang ini tidak tepat. Apalagi saat ini inflasi dalam tren meningkat dan kenaikan PPN akan menambah tekanan inflasi. Ini juga bisa membuat daya beli masyarakat turun yang ujungnya pemulihan ekonomi tertahan," tutup Ekonom CORE Piter Abdullah kepada CNBC Indonesia.
TIM RISET INDONESIA
(mae/mij)[Gambas:Video CNBC]