OJK: Nilai Restrukturisasi Kredit Bank Turun Jadi Rp 654 T

Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
Senin, 21/03/2022 12:13 WIB
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga akhir Januari 2022, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan nilai restrukturisasi kredit perbankan, untuk debitur yang terdampak pandemi Covid-19 terus mengalami tren penurunan.

Dalam laporan OJK yang diterima CNBC Indonesia, Senin (21/3/2022), per akhir Januari 2022 nilai restrukturisasi kredit bank tercatat Rp 654,64 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 3,7 juta. Angka ini turun dibandingkan posisi akhir Desember 2020 yang mencapai Rp 971 triliun dengan jumlah debitur mencapai 7,6 juta atau 18% dari total kredit perbankan.

Rincian restrukturisasi kredit bank di akhir Januari 2022 terdiri dari 2,96 juta debitur UMKM dengan nilai kredit Rp 251,93 triliun. Sementara untuk kredit non-UMKM nilainya mencapai Rp 402,71 triliun untuk 910 ribu debitur.


Dibandingkan akhir Desember 2021, nilai restrukturisasi kredit Covid-19 ini tercatat turun Rp 8,8 triliun.

Angka restruktukturisasi kredit bank terbesar tercatat pernah mencapai Rp 829,718 triliun pada Desember 2020, saat puncak pandemi Covid-19 pertama kali menyerang Indonesia.

Dalam data tersebut, OJK juga melaporkan nilai restrukturisasi kredit untuk perusahaan pembiayaan atau multifinance. Hingga 21 Februari 2022, nilai restrukturisasi kredit untuk perusahaan pembiayaan mencapai Rp 221,83 triliun untuk 5,25 juta kontrak pembiayaan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, sebelumnya pernah mengatakan kebijakan restukturisasi kredit ini akan berlaku hingga Maret 2023.

Dia yakin tidak akan terjadi guncangan dari balance sheet perbankan, saat dilakukan normalisasi kebijakan restrukturisasi mulai 2023 nanti. Pasalnya, selama periode aturan ini berlaku pada Maret 2020, perbankan diminta untuk terus memperkuat pencadangan.


(wed/wed)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu