Harga Minyak Goreng Mahal, The Fed Bisa "Bantu" Turunkan!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 March 2022 14:10
Penjualan minyak goreng di Superindo Mampang, Jakarta, Kamis (17/3/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Penjualan minyak goreng di Superindo Mampang, Jakarta, Kamis (17/3/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Peneliti dari Researcher at Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya mengatakan harga keekonomian minyak goreng kemasan ada di atas Rp 20.000/liter.

Dia menjelaskan hitungan Neraca Bahan Makanan Kementerian Pertanian menyebutkan konversi input (CPO) ke output untuk minyak goreng sawit sebesar 68,28% sementara konversi satuan dari kilogram ke liter dengan hitungan 1 liter = 0,8 kg. Konversi itu akan dilakukan harga minyak sawit mentah yang berlaku dan dikalikan 100%.

"Ilustrasinya kalau konversi CPO cuma 50%, berarti kita butuh dua unit CPO untuk mendapatkan 1 unit minyak goreng (100/50). Kalau konversi 68,28%, berarti untuk dapat 1 unit minyak goreng butuh 100/68.28 unit CPO = 1,46," jelas Aditya kepada CNBC.

Dengan merujuk harga KPB Dumai saat per 15 Maret yang mencapai Rp 15.591 per kg maka hitungannya 100/68,28 x 0,8 x Rp 15.591 atau sekitar Rp 18.267.

"Ada tambahan margin sekitar 10%, belum masuk biaya tenaga kerja, operasional dan lain-lain," ujar Aditya.

Pada akhir Maret 2021, harga KPB Dumai Rp 9.865 per kg, artinya terjadi kenaikan lebih dari 58%, hampir sama dengan kenaikan harga CPO dalam satu tahun terakhir.

Oleh karena itu, jika harga CPO bisa turun akibat kebijakan The Fed yang agresif menaikkan suku bunga, maka tidak harga minyak goreng juga bisa ikut menurun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular