
Harga Minyak Naik Lagi, Ada yang Bilang Bisa ke US$ 120/Barel

Lesatan harga minyak masih dilatarbelakangi konflik Rusia-Ukraina. Konflik yang membuat Negeri Beruang Merah kena sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Salah satu sanksi yang dikenakan AS adalah larangan membeli minyak dari Rusia.
"Ada kekhawatiran di pasar bahwa pasokan akan segera menipis," ujar John Kilduff, Partner di Again Capital LLC, seperti diberitakan Reuters.
International Energy Agency yang berbasis di Paris (Prancis) memperkirakan 3 juta barel/hari pasokan minyak dan produk minyak dari Rusia akan 'mengering' di pasar dunia mulai bulan depan. Kehilangan itu lebih tinggi dibandingkan penurunan permintaan yang sekitar 1 juta barel/hari. Artinya, terjadi defisit pasokan sehingga wajar harga terangkat.
Perkembangan ini membuat sejumlah insitusi menaikkan proyeksi harga minyak. Terbaru, Morgan Stanley memperkirakan harga minyak brent bisa menyentuh US$ 120/barel pada kuartal III-2022.
"Loading minyak di pelabuhan Rusia terus terjadi, tetapi tidak diketahui akan dikirim ke mana. Kapal tanker Rusia kesulitan menemukan tujuan," sebut riset Morgan Stanley.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan harga minyak akan bergerak dalam tren naik. Untuk harga minyak mentah Indonesia (ICP), MH Thamrin memperkirakan rata-rata sepanjang 2022 berada di rentang US$ 85-86/barel. Naik dari proyeksi sebelumnya yaitu US% 67-70/barel.
Kenaikan harga komoditas pun terjadi secara meluas. Oleh karena itu BI memperkirakan indeks harga komoditas ekspor Indonesia pada 2022 bisa naik 10,5%. Jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu tumbuh 4,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
