Buset, Harga Batu Bara Turun Terus! Seminggu Rontok 33%...

Maesaroh, CNBC Indonesia
18 March 2022 06:25
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara belum juga bergerak naik dan melanjutkan tren pelemahan yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir.

Boro-boro naik, harga batu bara malah amblas terus dan menjauhi rekor tertingginya yang baru tercatat pada dua pekan lalu (2/3/2022) di angka US$ 446/ton.

Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan Ice Newcastle (Australia) untuk kontrak April amblas pada perdagangan kemarin dan ditutup di level US$ 241,95/ton. Turun 5,08% dibandingkan hari sebelumnya.



Level tersebut menjadi yang terendah sepanjang bulan ini. Terakhir kali batu bara bergerak di bawah US$ 300/ton adalah 28 Februari lalu (US$ 251,5/ton).
Dalam sepekan, harga batu bara sudah rontok 33,1% meskipun dalam sebulan masih naik 20,3% dan selama setahun melonjak 170,5%.

Harga batu bara sempat melambung setelah Rusia menyerang Ukraina pada 25 Februari lalu. Harga si batu hitam melonjak cepat dari US$ 251,5/ton ke kisaran US$ 400/ton.

Harga batu bara menembus rekor tertingginya pada 2 Maret ke level US$ 446/ton dan bertahan di kisaran US$ 400/ton hingga 9 Maret (US$ 426,85/ton). Namun, setelah itu harganya ambles.

Pelemahan harga batu bara bisa jadi karena pasokan dari China yang sudah meningkat serta kenaikan harganya pada awal Maret lalu yang terlalu tinggi. Selama Januari-Februari, China memproduksi 686,6 juta ton batu bara, naik 10,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pihak Beijing sudah meminta produsen untuk meningkatkan produksi menjelang hari libur dan perayaan festival di China. Mereka juga meminta produsen untuk beroperasi secara normal selama liburan guna menjaga pasokan dan harga.

"(Penurunan ini) merupakan koreksi harga karena harga lalu yang sudah tembus ke US$ 400/ton merupakan overshot. Semua karena panic buying di tengah sentimen pengurangan supply akibat serangan Rusia ke Ukraina," tutur analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi kepada CNBC Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minggu Lalu Ambruk 34%, Harga Batu Bara Masih Bisa Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular