Bursa Asia Ditutup Semringah, Sayang IHSG Merah Sendirian

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 March 2022 16:56
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (17/3/2022), karena investor tidak terlalu mengkhawatirkan dari naiknya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS).

Indeks Hang Seng Hong Kong kembali memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini, di mana Hang Seng ditutup meroket 7,04% ke level 21.501,23. Bergairahnya kembali Hang Seng karena ditopang oleh saham teknologi China yang kembali cerah bergairah pada hari ini.

Indeks sektor teknologi Hang Seng (Hang Seng Tech) meroket 7,76%. Saham Tencent melonjak 6,27%, Alibaba terbang 12,46% dan JD.com meroket 15,85%.

Sedangkan indeks Shanghai Composite China juga kembali ditutup melesat 1,4% ke level 3.215,04, melanjutkan penguatannya pada perdagangan Rabu kemarin setelah adanya laporan bahwa pemerintah China mengisyaratkan dukungannya untuk saham-saham China di luar negara tersebut, utamanya di Amerika Serikat (AS).

Laporan itu mengatakan bahwa regulator dari kedua negara sedang berencana untuk melakukan kerja sama pada saham China yang terdaftar di AS.

Pihak berwenang China juga akan bekerja untuk menstabilkan sektor real estate yang kini masih berjuang menghadapi sejumlah masalah. Kementerian Keuangan China juga mengumumkan tidak ada rencana untuk memperluas uji pajak properti pada tahun ini.

Selain dari China dan Hong Kong, bursa Asia-Pasifik lainnya juga terpantau menghijau. Indeks Nikkei Jepang ditutup melonjak 3,46% ke level 26.652,89, ASX 200 Australia melesat 1,05% ke 7.250,8, Straits Times Singapura terapresiasi 0,97% ke 3.322,71, dan KOSPI Korea Selatan melompat 1,33% ke 2.694,51.

Namun sayang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,4% ke level 6.964,385, setelah sempat melesat dan menyentuh rekor terbaru di kisaran level 7.000.

Investor di Asia-Pasifik masih terus memantau perkembangan terbaru dari perang antara Rusia dengan Ukraina.

Dari seputaran perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan perjanjian damai mulai terdengar lebih realistis. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan bahwa ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi.

Perang antara Rusia dan Ukraina telah meningkatkan kecemasan untuk pasar keuangan dengan mengerek harga komoditas naik tajam dan saham anjlok. Namun, beberapa komoditas telah mendingin dalam beberapa hari terakhir dan pasar ekuitas AS mencoba menemukan pijakannya.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas kembali cerah pada hari ini mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang kembali cerah pada perdagangan Rabu kemarin waktu AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,55%, S&P 500 melonjak 2,24%, dan Nasdaq Composite terbang 3,77%.

Pada pukul 01.00 WIB Kamis dini hari tadi, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp), dari sebelumnya di level mendekati nol. Hal ini menjadi kenaikan suku bunga The Fed pertama sejak 2018.

Jerome Powell cs juga mengatakan pihaknya mengharapkan untuk mulai melepas kepemilikan besar-besaran obligasi pemerintah dan efek beragun aset KPR (mortgage backed securities/MBS) pada pertemuan mendatang.

"The Fed tidak mengguncang perahu. Mereka menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, mereka menurunkan perkiraan PDB tahun ini, dan meningkatkan ekspektasi inflasi tetapi tidak ada yang mengejutkan," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar untuk LPL Financial di North Carolina, kepada Reuters.

The Fed juga memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebanyak 6 kali pada tahun ini dan mengharapkan tiga kenaikan lagi pada tahun 2023.

Dengan proyeksi kenaikan tersebut, sebagian besar pejabat The Fed memperkirakan suku bunga fed-funds akan naik setidaknya menjadi 1,875% pada akhir 2022 dan menjadi sekitar 2,75% pada akhir 2023.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular