BI Tahan Suku Bunga! Sempat Rekor 7.032, IHSG Ditutup Merah

Putra, CNBC Indonesia
17 March 2022 15:32
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,40% ke level 6.964,38 pada perdagangan Kamis (17/3/22).

Sejatinya IHSG sempat memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah alias all time high sekaligus menembus level psikologis 7.000 setelah pada sesi pertama tadi dibuka terbang hingga level 7.032,70.

Meskipun berakhir terkoreksi, asing terpantau masih melakukan net buy sebesar Rp 708 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi di hari bersejarah ini cukup ramai di angka Rp 15 triliun.

Saham yang paling banyak dilepas asing ada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 112 miliar dan Rp 111 miliar.

Sedangkan saham yang paling banyak dibeli asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 410 miliar dan Rp 92 juta.

Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan. Hal ini selaras dengan perkiraan pasar.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Kamis (17/3/2022).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

Keputusan ini membuat suku bunga acuan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau sudah bertahan selama 13 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.

"Suku bunga masih tetap bertahan pada level 3,5% seiring dengan tekanan inflasi yang masih terjaga dalam kisaran yang ditargetkan BI serta kurs rupiah yang tetap relatif stabil meskipun sentimen negatif dari global mulai meningkat," tutur ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution, kepada CNBC Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular