
The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga 6 Kali Lagi, BI Mau Nyusul?

Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini mulai pukul 14:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.
Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau sudah bertahan selama 13 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.
Keyakinan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga didorong fakta bahwa inflasi Indonesia masih terkendali meskipun mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir. Pada Februari 2022, Indonesia mencatatkan inflasi tahunan sebesar 2,06% (yoy), lebih rendah dibandingkan Januari 2,18%.
Gubernur BI Perry Warjiyo berkali-kali menegaskan bahwa BI tidak akan menaikkan suku bunga selama inflasi belum melonjak.
Tetapi beberapa analis melihat BI akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, bisa jadi di bulan Mei.
"BI mungkin tidak menaikkan suku bunga minggu ini tetapi mereka akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, kemungkinan di Mei. Kami memperkirakan suku bunga acuan BI akan berada di 4,5% di akhir tahun," ujar Ekonom OCBC Wellian Wiranto.
Wellian menjelaskan di bulan Mei, kemungkinan inflasi Indonesia akan naik setelah melewati periode Ramadan dan Lebaran (April-Mei).
"Beberapa bahan makanan bahkan sudah melonjak harganya. Ada risiko kenaikan BBM juga. Tekanan inflasi yang dihadapi Indonesia ke depan tidaklah kecil," tambahnya.
Dengan inflasi yang seningga, imbal hasil (yield) riil yang diterima dari Surat Berharga Negara (SNB) tentunya akan menyempit. Di sisi lain The Fed yang agresif menaikkan suku bunga bisa mengerek yield obligasi (Treasury) terus menanjak.
Alhasil, selisih yield di Indonesia dan Amerika Serikat berisiko menyempit, hal ini tidak menguntungkan bagi pasar obligasi Indonesia, dan bisa memicu capital outflow. Hal tersebut bisa mendorong BI menaikkan suku bunga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]