Dolar AS Tergelincir, Harga Tembaga Melejit
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat dan kembali ke level US$ 10.000/ton jelang siang hari ini. Pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS) jadi pendorong.
Pada Kamis (17/3/2022) pukul 10:15 WIB harga tembaga tercatat US$ 10.160/ton, melejit 1,03% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Indeks dolar AS turun 0,26% dari posisi kemarin menjadi US$ 98,36 setelah pengumuman kenaikan suku bunga Federal Reserve sebesar 25 basis poin, yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
Ini jadi sentimen positif bagi harga tembaga dunia.Sebab tembaga yang dibanderol dengan greenbackmenjadi lebih murah dibandingkan mata uang lainnya. Permintaan pun meningkat, maka harga akan naik.
Kenaikan suku bunga secara historis menjadi 'musuh' bagi harga komoditas. Namun saat ini belum memberikan efek signifikan karena konflik di Eropa Timur yang masih berlangsung di tengah persediaan logam yang terus susut.
Pasokan tembaga yang dipantau oleh bursa logam London (LME) masih berada di area terendah. Pada 15 Maret persediaan di gudang tercatat 77.475 ton, turun 71% dibanding puncak persediaan pada Agustus 2021.
Penurunan persediaan disebabkan oleh melemahnya pasokan dan meningkatnya permintaan. Di China persediaan tembaga di pasar utama turun 9.100 ton per 14 Maret, dari Jumat lalu menjadi 206.900 ton berdasarkan data SMM.
China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista. Sehingga pasokan dari China mampu mempengaruhi laju harga tembaga dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)