Bursa Asia Ditutup Semringah! Hang Seng Rebound, Terbang 9%
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup cerah bergairah pada perdagangan Rabu (16/3/2022), di mana bursa saham China dan Hong Kong berhasil rebound setelah pada perdagangan kemarin ditutup berjatuhan.
Indeks Nikkei Jepang ditutup melonjak 1,64% ke level 25.762,01, Hang Seng Hong Kong meroket hingga 9,08% ke 20.087,5, Shanghai Composite China melompat 3,48% ke 3.170,71, dan ASX 200 Australia melesat 1,1% ke posisi 7.175,2.
Sedangkan indeks Straits Times Singapura ditutup melompat 1,7% ke level 3.290,9, KOSPI Korea Selatan melonjak 1,44% ke 2.659,23, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melesat 1,07% ke posisi 6.992,395.
Indeks Hang Seng yang ditutup meroket lebih dari 9%, memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini, setelah sehari sebelumnya sempat ambruk nyaris 6% dan juga memimpin koreksi bursa Asia-Pasifik.
Saham teknologi besar China yang terdaftar di bursa Hong Kong menjadi penopang utama indeks Hang Seng pada hari ini.
Saham Tencent terbang hingga 23,15%, saham Alibaba melaju hingga 19,58%, dan NetEase meroket 23,4%. Indeks sektor teknologi Hang Seng (Hang Seng Tech Index) pun meroket hingga 22,2%.
Rebound dan terbangnya saham teknologi China terjadi setelah Regulator Amerika Serikat (AS) dan China berencana untuk bekerja sama pada saham China yang terdaftar di AS, di mana hal ini menjadi kabar positif setelah adanya potensi delisting saham-saham teknologi China di AS.
Saham teknologi China telah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir di tengah berbagai kekhawatiran, termasuk laporan Wall Street Journal (WSJ) bahwa Tencent dapat dikenakan denda karena melanggar aturan anti pencucian uang.
Rebound-nya saham teknologi China beserta terbangnya Hang Seng hari ini terjadi di tengah sikap investor yang memantau situasi pandemi virus corona (Covid-19) di China, di mana Negeri Panda sedang menghadapi lonjakan kasus Covid-19 paling parah sejak puncak pandemi pada tahun 2020.
Di lain sisi, pergerakan bursa Asia-Pasifik yang cerah juga mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang ditutup cerah pada perdagangan Selasa waktu setempat.
Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,82%, S&P 500 melonjak 2,14%, dan Nasdaq Composite melompat 2,92%.
Sentimen positif lainnya datang dari harga minyak mentah dunia yang terus merosot. Sebab, penurunan tersebut akan mengurangi tekanan inflasi yang sudah sangat tinggi di negara Barat.
Harga minyak mentah yang terus menanjak dikhawatirkan akan mengakselerasi inflasi, sehingga menekan pertumbuhan ekonomi, bahkan hingga terjadinya stagflasi.
Harga minyak mentah baik jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kini sudah di bawah US$ 100/barel. Brent pada 7 Maret lalu nyaris mencapai US$ 140/barel.
Investor akan memantau hasil rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang dijadwalkan akan diumumkan pada Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir sebesar 25 basis poin (bp) untuk mengekang lonjakan harga atau inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)