IHSG Melesat, Tinggal Sedikit Lagi Sentuh 7.000!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
16 March 2022 15:32
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan Rabu (16/3/2022), di tengah cerahnya bursa Asia-Pasifik dan antisipasi investor atas kebijakan moneter nasional.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 1,07% ke level 6.992,395. Hanya tinggal sedikit lagi, yakni sebesar 7,6 poin, IHSG dapat menembus level psikologis 7.000.

Nilai perdagangan tercatat mencapai Rp 15 triliunan dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,99 triliun di seluruh pasar.

Asing melakukan pembelian bersih di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 655 miliar dan di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 373 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham BBCA ditutup menguat 0,61% ke level harga Rp 8.200/unit. Sedangkan saham BBRI berakhir melesat 0,87% ke level harga Rp 4.650/unit.

Sebaliknya, penjualan bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 134 miliar dan di saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebesar Rp 27 miliar.

Saham BMRI ditutup melonjak 2,25% ke level Rp 7.950/unit, sedangkan saham MDKA berakhir melemah 0,24% ke posisi harga Rp 4.220/unit.

Sentimen pasar global pada hari ini cenderung positif, di mana bursa saham Asia-Pasifik pun terpantau cerah bergairah, sehingga hal ini dapat mendorong IHSG tinggal selangkah menuju level psikologisnya di 7.000.

Tak hanya di Asia-Pasifik saja, bursa saham Amerika Serikat (AS) juga berhasil rebound dan ditutup cerah bergariah pada perdagangan Selasa kemarin waktu AS.

Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,82%, S&P 500 melonjak 2,14%, dan Nasdaq Composite melompat 2,92%.

Sentimen positif datang dari harga minyak mentah dunia yang terus merosot. Sebab, penurunan tersebut akan mengurangi tekanan inflasi yang sudah sangat tinggi di negara Barat.

Inflasi yang terus menanjak dikhawatirkan akan mengakselerasi inflasi, sehingga menekan pertumbuhan ekonomi, bahkan hingga terjadinya stagflasi.

Harga minyak mentah baik jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kini sudah di bawah US$ 100/barel. Brent pada 7 Maret lalu nyaris mencapai US$ 140/barel.

Investor global dan RI akan memantau hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dijadwalkan akan diumumkan pada Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir sebesar 25 basis poin (bp) untuk mengekang lonjakan harga atau inflasi.

Selain memantau rilis hasil rapat The Fed, investor di RI juga mengantisipasi Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 3,5% dalam dua hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular