Ukraina Dilanda Perang, RI Terancam 'Kiamat' Roti dan Mie?

Maesaroh, CNBC Indonesia
16 March 2022 16:50
Ilustrasi Gandum
Foto: Ilustrasi Gandum (Photo by Avinash Kumar on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia-Ukraina berdampak pada persaingan antar negara dalam mencari sumber baru pemasok gandum. Selama ini, Rusia dan Ukraina memasok 28% dari total pasar ekspor gandum dunia.

Konflik kedua negara jelas membuat banyak negara pengimpor seperti Indonesia harus mencari pemasok lain. Menurut hitungan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), perang diperkirakan membuat ekspor gandum Ukraina turun 4 juta ton menjadi 20 juta ton sementara Rusia berkurang 3 juta ton menjadi 32 juta ton.

Ukraina menjadi salah satu pemasok gandum utama bagi Indonesia. Produk Ukraina yang banyak didatangkan di Indonesia pada 2021 adalah serealia, yang mencakup gandum, dengan nilai US$ 946,5 juta. Diikuti oleh besi dan baja (US$ 53,3 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 10,9 juta).

Untuk Januari-Februari 2022, komposisinya masih sama. Serealia masih dominan dengan nilai impor US$ 15,7 juta. Kemudian ada besi dan baja (US$ 15 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 0,2 juta).

Khusus serealia, Ukraina adalah salah satu pemasok terbesar di Indonesia. Tahun lalu, serealia dari Ukraina menyumbang 23,23% dari total nilai impor komoditas tersebut. Nomor dua, hanya kalah dari Australia.

"Kalau impor serealia dari Ukraina ini terganggu maka kita bisa meningkatkan kuota impor dari negara lain supaya suplai domestik tetap terjaga sehingga ekonomi Indonesia masih bisa terus berjalan," tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).

eksimSumber: BPS

Putera Satria Sambijantoro, analis Bahana Sekuritas, mengatakan Indonesia bisa saja mencari pasar impor lain untuk gandum seperti Kanada. Namun, gandum dari Ukraina memiliki banyak keunggulan.

"Bagi produsen mie instan dan roti, gandum Rusia dan Ukraina jauh lebih murah," tuturnya kepada CNBC Indonesia.

Tidak hanya Indonesia yang tengah mencari pemasok gandum pengganti Rusia dan Ukraina. Negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara juga tengah mencari pemasok baru.

Terkait hal tersebut, International Food Policy Research Institute (IFPRI) mengingatkan tidak mudah mencari negara pengganti Rusia dan Ukraina. Pasalnya produksi gandum tidak bisa ditingkatkan dalam waktu singkat.

Mesir merupakan salah satu negara yang menghadapi persoalan besar karena berkurangnya pasokan gandum Rusia dan Ukraina. Negara tersebut memberikan program subsidi roti yang bisa bengkak karena meroketnya harga gandum.

"Sangat sulit untuk menaikkan pasokan gandum global dalam waktu singkat. Rusia dan Ukraina tidak bisa digantikan dalam satu malam," tulis IFPRI.

Eropa dan Amerika Serikat biasanya akan menanam gandum di musim dingin sehingga peningkatan produksi sudah tidak terkejar sekarang. Sementara itu, Australia dan Argentina biasanya sudah melakukan pengiriman besar di musim gugur dan awal musim dingin.

Produsen lainnya seperti Kanada dan Kazakhstan memang baru akan menanam musim semi nanti. Namun, harga gandum kedua negara bisa melonjak karena mahalnya pengiriman akibat kenaikan harga minyak mentah dunia.

Harga gandum sendiri sudah naik 39% dalam sebulan ke level US$ 11,2/bushels atau sekitar Rp 304.000/kg pada minggu ketiga Maret.

Produksi gandum global diperkirakan naik tipis menjadi 778,6 juta ton pada tahun 2021/2022 dari 774,87 juta ton pada tahun 2020/2021. Produksi gandum diperkirakan meningkat 1% menjadi 780 juta ton pada 2022-2023.

Fenomena La Nina memicu gagal panen di Kanada, Rusia, Amerika Serikat di tahun 2020-2021. Akibatnya, ketiga negara tersebut mengalami penurunan produksi gandum hingga 20%. Sebaliknya, produksi gandum di Argentina, Australia, Uni Eropa, dan Ukraina naik.



Nilai produksi gandum Australia diperkirakan mencapai US$ 12,3 miliar pada 2021 sementara nilai ekspor pada 2021-2022 menembus US$10,3 miliar, naik 26%.

Total panen gandum Australia pada musim dingin 2021-2022 juga diperkirakan melonjak menjadi 61,9 juta ton. Sayangnya kualitas gandum Australia pada panen musim gugur 2021-2022 diperkirakan memiliki mutu rendah.

Kualitas gandum Australia sangat dipengaruhi oleh panen basah di bagian selatan Queensland dan sebagian besar New South Wales. Curah hujan di November lalu sangat tinggi, terutama di wilayah New South Wales, yang membuat kualitas gandum berkurang karena kandungan proteinnya turun. Namun, gandum kualitas rendah bisa menjadi campuran bagi gandum berkualitas tinggi untuk mengurangi ongkos produksi.

Produksi gandum Australia diperkirakan turun pada 2022-2023 karena rotasi panen serta kesuburan tanah yang berkurang. Luas area tanam gandum diperkirakan  juga berkurang 4% pada 2022-2023 menjadi 12,4 juta.

Sementara itu, produksi gandum di Kanada diperkirakan turun 3%, Rusia 12%, dan Amerika Serikat turun 10% pada 2021-2022. Produksi gandum Kanada pada 2021-2022 diperkirakan jatuh karena negara tersebut mengalami salah satu musim panas paling panas dan kering dalam sejarah mereka.

USDA memperkirakan produksi gandum Kanada di angka 21,7 juta pada 2021, 38% lebih rendah dari tahun sebelumnya. Catatan tersebut mendekati rekor terendahnya di level 20 juta pada tahun 2007-2008. Gandum Kanada dikenal memiliki kualitas tinggi tetapi harganya mahal dibandingkan negara lain.


"Kami memiliki pasokan cukup untuk konsumen yang mencari pasokan gandum dengan kualitas tinggi. Kami tahu dalam dua atau tiga minggu, akan ada tambahan pembeli yang mencari kami," tutur Dean Dias, CEO daru Cereals Canada, seperti dikutip dari CBC.

Cereal Canada merupakan lembaga non-profit yang mempromosikan gandum Kanada ke pembeli internasional. Sebagai catatan, Kanada berkontribusi terhadap 12% pasar ekspor gandum global dengan tujuan ke 70 negara.

Di luar Kanada dan Australia, terdapat negara produsen gandum lain seperti India, Argentina, hingga Brazil. Argentina membukukan panen gandum sebanyak 21,5 juta ton pada 2021-2022, angka tersebut 500 ribu ton lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, India sudah mengumumkan diri siap menggantikan pasokan gandum dari Ukraina. Ekspor gandum India naik 1,12 juta ton menjadi 6,12 juta ton pada tahun 2021. Sumber pemerintah India mengatakan kepada Reuters bahwa mereka bisa mengekspor 10 juta ton gandum setelah musim panen yang dimulai akhir bulan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amerika Biang Kerok, Orang RI 'Dipaksa' Doyan Makan Gandum

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular