Analisis Teknikal Sesi II

"Dibantu" Investor Asing, IHSG Bakal Coba Jebol 7.000 Lagi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 15/03/2022 13:22 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyaris menembus level psikologis 7.000 di pagi tadi, setelah sempat menguat 0,63%. Bukannya mampu di jebol, IHSG malah berbalik merosot dan tercatat melemah 0,21% ke 6.937,642 di akhir perdagangan sesi I.

Nilai perdagangan tercatat sebesar Rp 10,55 triliunan dengan melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 895 ribuan kali. Investor asing kembali mencetak pembelian bersih (net buy), dengan nilai fantastis, mencapai Rp 1,52 triliun. Besarnya net buy tersebut apalagi jika bertambah, di sesi II tentunya membuka peluang IHSG untuk kembali bangkit. 

Kabar baik datang dari dalam negeri beberapa saat sebelum perdagangan sesi I berakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor bulan lalu sebesar US$ 16,64 miliar. Tumbuh 25,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).


Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor naik 38,53% yoy. Sementara konsensus Reuters menunjukkan angka pertumbuhan impor di 40,04% yoy.

Sebelumnya, BPS mengumumkan nilai ekspor Indonesia pada Februari 2022 sebesar US$ 20,46 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan masih membukukan surplus US$ 3,82 miliar. Ini membuat neraca perdagangan Tanah Air mempertahankan surplus selama 22 bulan beruntun.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Februari 2022 surplus US$ 1,8 miliar. Sedangkan konsensus versi Reuters 'meramal' surplus neraca perdagangan di US$ 1,66 miliar.

Secara teknikal melihat grafik 1 jam, koreksi IHSG terjadi setelah indikator stochastic memasuki wilayah jenuh beli (overbought)

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic kini sudah keluar dari wilayah overbought, meski tekanan turun masih ada, tetapi sedikit berkurang.

IHSG sebenarnya masih berada di atas Bullish Trendline, yang sudah dibentuk sejak 25 Januari lalu. Selama bertahan di atasnya, peluang IHSG menembus 7.000 masih terbuka, bahkan masih bisa lebih tinggi lagi.

Di perdagangan sesi II hari ini, support berada di kisaran 6.915, jika ditembus ada risiko penurunan lebih dalam ke bawah 6.900.

Sementara selama bertahan di atas support, IHSG berpeluang bangkit dan mencoba melewati lagi level 7.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"