Wow! Dolar Australia Jeblok 3% lawan Rupiah Sejak Pekan Lalu

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 March 2022 13:35
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia benar-benar bak roller coaster melawan rupiah. Senin pekan lalu, mata uang Negeri Kanguru ini menyentuh Rp 10.700/AU$, sementara pada perdagangan Selasa (15/3) sudah berada di bawah Rp 10.300/AU$.

Sentimen pelaku pasar yang membaik, ditambah dengan surplus neraca perdagangan Indonesia membuat rupiah perkasa.

Melansir data Refinktiv, pada pukul 11:25 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.270/AU$, turun 0,27% di pasar spot. Sejak pekan lalu hingga ke level tersebut dolar Australia sudah merosot lebih dari 3%. Bahkan jika dilihat dari Rp 10.700/US$ yang merupakan level tertinggi 4 bulan, dolar Australia sudah merosot lebih dari 4% dalam 7 hari perdagangan.

Membaiknya sentimen pelaku pasar saat terjadi setelah Rusia dan Ukraina kembali melakukan pertemuan pada Senin waktu setempat.

Dalam diskusi itu, seorang pejabat Rusia mengatakan sudah ada progres yang signifikan didapat kedua belah pihak. Meski begitu, ia tidak menjabarkan secara pasti apa yang dimaksudkan progres signifikan itu.

"Pihak Rusia melihat kemajuan yang signifikan (dalam perundingan itu)," ujar anggota senior tim perunding Rusia, Leonid Slutsky, kepada jaringan televisi pemerintah RT.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pihaknya masih melakukan negosiasi dengan pihak Rusia terkait pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menyebut pertemuan itu sangat menjadi penentu hubungan dua negara.

Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor bulan lalu sebesar US$ 16,64 miliar. Tumbuh 25,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor naik 38,53% yoy. Sementara konsensus Reuters menunjukkan angka pertumbuhan impor di 40,04% yoy.

Sebelumnya, BPS mengumumkan nilai ekspor Indonesia pada Februari 2022 sebesar US$ 20,46 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan masih membukukan surplus US$ 3,82 miliar. Ini membuat neraca perdagangan Tanah Air mempertahankan surplus selama 22 bulan beruntun.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Februari 2022 surplus US$ 1,8 miliar. Sedangkan konsensus versi Reuters 'meramal' surplus neraca perdagangan di US$ 1,66 miliar.

Surplus neraca perdagangan tersebut membantu transaksi berjalan mencatat surplus di tahun 2021 lalu. menjadi yang pertama dalam 10 tahun terakhir.

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial bagi pergerakan rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil ketimbang pos Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) lainnya, yakni transaksi modal dan finansial.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular