
Duh! Udah 2 Hari Harga CPO Lesu Nih... Gimana Tren ke Depan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali turun pada hari ini, Selasa (15/3/2022), melanjutkan koreksi pada awal pekan ini. Bagaimana tren ke depan?
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 08:30 WIB, harga CPO dibanderol di level MYR 6.304/ton atau turun 0,9%. Dengan begitu, CPO berhasil membukukan kenaikan 61,77% secara tahunan, tapi masih drop 1,75% secara mingguan.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO hari ini akan turun dan bertahan di titik target dengan kisaran MYR 5.744-6.104/ton. Di mana titik support berada di MYR 6.326/ton dan titik resistance di kisaran MYR 6.548-6.686/ton.
Fundamentalnya, mengacu kepada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ekspor kelapa sawit Indonesia termasuk produk olahan seperti oleokimia turun 23,89% secara tahunan atau sebanyak 2,18 juta ton di Januari. Hal tersebut terjadi karena China dan Pakistan telah menurunkan pembelian untuk komoditas minyak kelapa sawit.
Indonesia telah memproduksi 3,86 juta ton CPO dan sebanyak 0,37 juta ton minyak sawit pada Januari, turun dari produksi pada bulan sebelumnya sebesar 3,98 juta ton CPO. Sementara itu, persediaan di Januari sebanyak 4,68 juta ton, naik dari bulan sebelumnya yang sebanyak 4,13 juta ton.
GAPKI mengatakan bahwa persediaan minyak nabati yang pas pas-an dan pemblokiran pengiriman dari wilayah Laut Hitam diperkirakan akan menjaga harga mendekati rekor tertinggi untuk beberapa bulan ke depan dan membatasi konsumsi global pada kuartal kedua tahun ini.
Sementara itu, minyak sawit berjangka Malaysia terkoreksi ke level terendah lebih dari satu pekan di kisaran MYR 6.200/ton pada pertengahan Maret dipicu oleh aksi ambil untung.
Laporan dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) juga menunjukkan persediaan pada akhir Februari turun lebih dari ekspektasi pasar.
Ekspor turun lebih dari 5% menjadi 1,1 juta ton dan produksi produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua itu anjlok 9,3% menjadi 1,14 juta ton. Krisis tenaga kerja dan banjir menjadi faktor penurunan tersebut.
Walaupun angka produksi dan ekspor dari kedua produsen terbesar CPO dunia menurun, ternyata masih membuat harga CPO turun pekan ini.
Namun, harga CPO masih ditopang oleh terhambatnya pasokan minyak nabati lain di Laut Hitam dan kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperketat ekspornya. Sehingga, penurunannya tidak begitu signifikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DMO CPO Jadi 30%, Antara Konsumsi VS Energi