Dari Laba WTON Hingga Cuan Sandiaga Uno Dari SRTG

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
15 March 2022 07:25
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di teritori positif pada penutupan perdagangan Senin (14/3/2022), di tengah ekspektasi tercapainya perdamaian di tengah krisis Ukraina.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.952,20 atau lompat 0,43%. Ini merupakan level penutupan tertinggi sepanjang sejarah IHSG. Sebanyak 239 saham menguat, 290 lain melemah, dan 160 sisanya flat.

Nilai perdagangan tercatat senilai Rp 15 triliunan dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Investor asing kali ini mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 1,3 triliun.

Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa (15/3/2022):

1. Gara-gara Ini Laba WTON Merosot 35% Sepanjang 2021

Perolehan laba PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk (WTON) menurun sepanjang 2021, seiring dengan pendapatan usaha perseroan yang lebih rendah dari 2020.

Sepanjang tahun lalu, perusahaan di bidang konstruksi ini mencatat perolehan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 82,90 miliar.

Jumlah laba tersebut turun 35,25% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan posisi 2020 sebesar Rp 128,05 miliar. Pada saat yang sama, laba usaha perseroan juga turun 38,89% YoY dari Rp 184,39 miliar menjadi Rp 112,68 miliar per 2021. Penurunan laba WTON terjadi karena berkurangnya pendapatan usaha anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini.

2. Penjualan Logam Timah TINS Turun 52% di 2021, 2022 Gimana?

BUMN tambang PT Timah Tbk (TINS) membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 metrik ton pada 2021, atau turun 52% dari tahun sebelumnya sebesar 55.782 metrik ton.

Berdasarkan siaran pers perseroan yang dirilis Senin (14/3/2022), rerata harga jual logam timah melesat 89% menjadi US$ 32.619 pada tahun lalu.

Produksi bijih timah tahun 2021 sebesar 24.670 ton Sn atau turun 38% dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 Ton Sn. Dari total tersebut, 46% berasal dari penambangan darat dan 54% berasal dari penambangan laut.

Timah mencetak laba Rp 1,3 triliun pada 2021 dibandingkan dengan rugi Rp 341 miliar pada 2020.

"Melesatnya harga komoditas timah di pasar internasional menjadi sebuah kesempatan istimewa bagi perseroan. Karena dengan biaya produksi yang rendah, perseroan mampu menjual komoditasnya di harga yang signifikan," ungkap manajemen Timah dalam siaran pers, Senin (14/3/2022).

3. Dua Emiten Grup MNC Ganti Nama & Fokus Bisnis, Siapa Saja?

Perubahan nama dan fokus bisnis lini usaha anggota Grup MNC kembali terjadi. Kali ini, pergantian identitas dilakukan PT MNC Studios International Tbk (MSIN) yang namanya berubah menjadi PT MNC Digital Entertainment Tbk.

Pergantian nama dan fokus bisnis MSIN dilakukan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 11 Maret lalu. Dalam keterbukaan informasi, perusahaan ini menyebut sudah resmi berganti fokus bisnis dan nama serta logo.

"RUPSLB menyetujui beberapa agenda penting Perseroan, yang meresmikan evolusi MSIN menjadi grup konten dan hiburan digital terbesar dan terintegrasi di Indonesia," tulis rilis resmi MNC Digital Entertainment, Senin (14/3/2022).

Perubahan nama dilakukan karena perusahaan ingin memiliki identitas yang menggambarkan struktur baru MSIN. Dengan nama barunya, MSIN akan dipimpin Hary Tanoesoedibjo sebagai Direktur Utama dan Noersing selaku Komisaris Utama perusahaan.

Selain mengubah fokus bisnis dan nama, MSIN juga melakukan konsolidasi anak-anak usaha yang bergerak di bidang serupa.

4. Laba Emiten Sandiaga Uno (SRTG) Tumbuh 182% Pada 2021

Emiten investasi yang terafiliasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan laba bersih Rp 24,8 triliun pada 2021. Angka tersebut melesat 182% dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp 8,82 triliun.

Adapun perolehan laba didukung oleh keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya dan penghasilan dividen dan bunga.

SRTG juga mencatatkan Net Asset Value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah perseroan yaitu sebesar Rp 56,3 triliun, terutama didukung oleh peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan. Nilai tersebut meningkat 78% dari NAV Saratoga di tahun 2020 senilai Rp 31,7 triliun.

Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, perseroan berhasil mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 di tahun 2021 yang menjadi kunci kinerja cemerlang.


5. RUPST 5 April, Matahari (LPPF) Usulkan Dividen Rp 250/saham

Emiten ritel fesyen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengusulkan dividen final Rp 250 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 5 April mendatang.

Dividen tersebut belum memperhitungkan dividen interim Rp 100 per saham yang telah dibayarkan di Desember 2021. Sehingga, total dividen menjadi Rp 350 per saham untuk tahun buku 2021.

"Jika disetujui oleh RUPST, dividen final akan dibayarkan pada tanggal 6 Mei 2022," ungkap manajemen LPPF dalam siaran pers, Senin (14/3/2022).

Para pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal 18 April 2022 (tanggal pencatatan/recording date) akan berhak menerima pembayaran dividen.

Ke depannya, manajemen merekomendasikan pembayaran dividen sebesar Rp 500 per saham untuk tahun buku 2022.

6. WIR ASIA Incar Rp 449 M dari IPO, RI Siap Sambut Metaverse?

Perusahaan penyedia dunia metaverse, PT WIR ASIA Tbk (WIRG), tengah bersiap untuk menawarkan sahamnya ke publik dengan menggelar penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

Seperti dikutip dari laman e-ipo, Senin (14/3/2022), WIR ASIA menawarkan sebanyak-banyaknya 2.337.090.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 5 setiap saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.

Saham baru tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran berkisar antara Rp 150 sampai Rp 175 setiap saham. Sehingga, jumlah Penawaran Umum berkisar antara Rp 350.563.500.000 sampai Rp 408.990.750.000.

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan Penawaran Umum ini akan digunakan untuk:

1. Sekitar 83,54% akan digunakan oleh Perusahaan Anak, yaitu ATK, TAM, dan VMR, untuk belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX) dan modal kerja atau Operational Expenditure (OPEX);
2. Sekitar 7,68% akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX);
3. Sekitar 3,30% akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja atau Operational Expenditure (OPEX); dan
4. Sekitar 5,48% akan digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau ekspansi melalui kemitraan strategis dengan Perseroan dan/atau Perusahaan Anak yang diharapkan dapat bersinergi dan memberikan kontribusi positif nantinya untuk Perseroan serta memberikan manfaat tambahan dari segi keuangan, pangsa pasar, kegiatan operasional dan inovasi-inovasi yang dilakukan Perseroan ke depannya.


7. Affiliator Punya Ratusan Rekening, Itu Duit Nasabah!

Jumlah rekening affiliator investasi ilegal berkedok aplikasi yang sudah ditemukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan sudah diblokir, kembali bertambah.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana berkata, saat ini penghentian dan pemblokiran transaksi atas rekening affiliator mencapai 150 rekening. Total transaksinya terpantau sebesar Rp 8,3 triliun.

"Memang angkanya luar biasa masif dan pihaknya luar biasa banyak, tambah value dari transaksi juga luar biasa besar dan melibatkan beberapa negara. Semua sudah terpantau dengan PPATK," kata Ivan kepada CNBC Indonesia, Senin (14/3/2022).

Ivan menyebut dana besar di rekening affiliator kemungkinan besar adalah uang yang dihasilkan dari masyarakat. Dia menyebut skema penipuan investasi berkedok aplikasi ini mirip dengan metode ponzi.

Dalam penipuan berkedok aplikasi ini, affiliator diduga memperoleh uang dari masyarakat yang bergabung untuk "berinvestasi", dan dana modal orang terkait digunakan untuk menutupi kewajiban kepada anggota lama.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular