
Dari Laba WTON Hingga Cuan Sandiaga Uno Dari SRTG
Teti Purwanti, CNBC Indonesia
15 March 2022 07:25

4. Laba Emiten Sandiaga Uno (SRTG) Tumbuh 182% Pada 2021
Emiten investasi yang terafiliasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan laba bersih Rp 24,8 triliun pada 2021. Angka tersebut melesat 182% dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp 8,82 triliun.
Adapun perolehan laba didukung oleh keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya dan penghasilan dividen dan bunga.
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, perseroan berhasil mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 di tahun 2021 yang menjadi kunci kinerja cemerlang.
5. RUPST 5 April, Matahari (LPPF) Usulkan Dividen Rp 250/saham
Emiten ritel fesyen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengusulkan dividen final Rp 250 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 5 April mendatang.
Dividen tersebut belum memperhitungkan dividen interim Rp 100 per saham yang telah dibayarkan di Desember 2021. Sehingga, total dividen menjadi Rp 350 per saham untuk tahun buku 2021.
"Jika disetujui oleh RUPST, dividen final akan dibayarkan pada tanggal 6 Mei 2022," ungkap manajemen LPPF dalam siaran pers, Senin (14/3/2022).
Para pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal 18 April 2022 (tanggal pencatatan/recording date) akan berhak menerima pembayaran dividen.
Ke depannya, manajemen merekomendasikan pembayaran dividen sebesar Rp 500 per saham untuk tahun buku 2022.
6. WIR ASIA Incar Rp 449 M dari IPO, RI Siap Sambut Metaverse?
Perusahaan penyedia dunia metaverse, PT WIR ASIA Tbk (WIRG), tengah bersiap untuk menawarkan sahamnya ke publik dengan menggelar penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
Seperti dikutip dari laman e-ipo, Senin (14/3/2022), WIR ASIA menawarkan sebanyak-banyaknya 2.337.090.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 5 setiap saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.
Saham baru tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran berkisar antara Rp 150 sampai Rp 175 setiap saham. Sehingga, jumlah Penawaran Umum berkisar antara Rp 350.563.500.000 sampai Rp 408.990.750.000.
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan Penawaran Umum ini akan digunakan untuk:
1. Sekitar 83,54% akan digunakan oleh Perusahaan Anak, yaitu ATK, TAM, dan VMR, untuk belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX) dan modal kerja atau Operational Expenditure (OPEX);
2. Sekitar 7,68% akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX);
3. Sekitar 3,30% akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja atau Operational Expenditure (OPEX); dan
4. Sekitar 5,48% akan digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau ekspansi melalui kemitraan strategis dengan Perseroan dan/atau Perusahaan Anak yang diharapkan dapat bersinergi dan memberikan kontribusi positif nantinya untuk Perseroan serta memberikan manfaat tambahan dari segi keuangan, pangsa pasar, kegiatan operasional dan inovasi-inovasi yang dilakukan Perseroan ke depannya.
7. Affiliator Punya Ratusan Rekening, Itu Duit Nasabah!
Jumlah rekening affiliator investasi ilegal berkedok aplikasi yang sudah ditemukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan sudah diblokir, kembali bertambah.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana berkata, saat ini penghentian dan pemblokiran transaksi atas rekening affiliator mencapai 150 rekening. Total transaksinya terpantau sebesar Rp 8,3 triliun.
"Memang angkanya luar biasa masif dan pihaknya luar biasa banyak, tambah value dari transaksi juga luar biasa besar dan melibatkan beberapa negara. Semua sudah terpantau dengan PPATK," kata Ivan kepada CNBC Indonesia, Senin (14/3/2022).
Ivan menyebut dana besar di rekening affiliator kemungkinan besar adalah uang yang dihasilkan dari masyarakat. Dia menyebut skema penipuan investasi berkedok aplikasi ini mirip dengan metode ponzi.
Dalam penipuan berkedok aplikasi ini, affiliator diduga memperoleh uang dari masyarakat yang bergabung untuk "berinvestasi", dan dana modal orang terkait digunakan untuk menutupi kewajiban kepada anggota lama. (RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Pages
Most Popular