Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di teritori positif pada penutupan perdagangan Senin (14/3/2022), di tengah ekspektasi tercapainya perdamaian di tengah krisis Ukraina.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.952,20 atau lompat 0,43%. Ini merupakan level penutupan tertinggi sepanjang sejarah IHSG. Sebanyak 239 saham menguat, 290 lain melemah, dan 160 sisanya flat.
Nilai perdagangan tercatat senilai Rp 15 triliunan dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Investor asing kali ini mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 1,3 triliun.
Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa (15/3/2022):1. Gara-gara Ini Laba WTON Merosot 35% Sepanjang 2021Perolehan laba PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk (WTON) menurun sepanjang 2021, seiring dengan pendapatan usaha perseroan yang lebih rendah dari 2020. Sepanjang tahun lalu, perusahaan di bidang konstruksi ini mencatat perolehan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 82,90 miliar.Jumlah laba tersebut turun 35,25% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan posisi 2020 sebesar Rp 128,05 miliar. Pada saat yang sama, laba usaha perseroan juga turun 38,89% YoY dari Rp 184,39 miliar menjadi Rp 112,68 miliar per 2021. Penurunan laba WTON terjadi karena berkurangnya pendapatan usaha anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini.2. Penjualan Logam Timah TINS Turun 52% di 2021, 2022 Gimana?BUMN tambang PT Timah Tbk (TINS) membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 metrik ton pada 2021, atau turun 52% dari tahun sebelumnya sebesar 55.782 metrik ton. Berdasarkan siaran pers perseroan yang dirilis Senin (14/3/2022), rerata harga jual logam timah melesat 89% menjadi US$ 32.619 pada tahun lalu. Produksi bijih timah tahun 2021 sebesar 24.670 ton Sn atau turun 38% dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 Ton Sn. Dari total tersebut, 46% berasal dari penambangan darat dan 54% berasal dari penambangan laut. Timah mencetak laba Rp 1,3 triliun pada 2021 dibandingkan dengan rugi Rp 341 miliar pada 2020."Melesatnya harga komoditas timah di pasar internasional menjadi sebuah kesempatan istimewa bagi perseroan. Karena dengan biaya produksi yang rendah, perseroan mampu menjual komoditasnya di harga yang signifikan," ungkap manajemen Timah dalam siaran pers, Senin (14/3/2022). 3. Dua Emiten Grup MNC Ganti Nama & Fokus Bisnis, Siapa Saja?Perubahan nama dan fokus bisnis lini usaha anggota Grup MNC kembali terjadi. Kali ini, pergantian identitas dilakukan PT MNC Studios International Tbk (MSIN) yang namanya berubah menjadi PT MNC Digital Entertainment Tbk.Pergantian nama dan fokus bisnis MSIN dilakukan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 11 Maret lalu. Dalam keterbukaan informasi, perusahaan ini menyebut sudah resmi berganti fokus bisnis dan nama serta logo."RUPSLB menyetujui beberapa agenda penting Perseroan, yang meresmikan evolusi MSIN menjadi grup konten dan hiburan digital terbesar dan terintegrasi di Indonesia," tulis rilis resmi MNC Digital Entertainment, Senin (14/3/2022).Perubahan nama dilakukan karena perusahaan ingin memiliki identitas yang menggambarkan struktur baru MSIN. Dengan nama barunya, MSIN akan dipimpin Hary Tanoesoedibjo sebagai Direktur Utama dan Noersing selaku Komisaris Utama perusahaan.Selain mengubah fokus bisnis dan nama, MSIN juga melakukan konsolidasi anak-anak usaha yang bergerak di bidang serupa.
(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat