Sudah Menguat 3 Hari Beruntun, Rupiah Akhirnya KO Juga
Jakarta, CNBC Indonesia - Memburuknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah akhirnya melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (11/3) menghentikan penguatan 3 hari beruntun.
Rupiah sebenarnya menguat tipis 0,03% di pembukaan perdagangan, tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah. Sempat menyentuh Rp 14.315/US$ atau melemah 0,28%, di penutupan perdagangan rupiah berada di Rp 14.300/US$, melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Di pasar non-deliverable forward (NDF) rupiah memang sudah melemah sejak pagi tadi sebelum pembukaan perdagangan. Beberapa saat setelah penutupan, juga posisinya lebih lemah ketimbang pagi tadi bahkan berada di atas Rp 14.300/US$.
Periode | Kurs Jumat (11/3) pukul 8:54 WIB | Kurs Jumat (11/3) pukul 15:06 WIB |
1 Pekan | Rp14.270,0 | Rp14.329,7 |
1 Bulan | Rp14.251,0 | Rp14.338,0 |
2 Bulan | Rp14.268,0 | Rp14.359,0 |
3 Bulan | Rp14.292,0 | Rp14.383,0 |
6 Bulan | Rp14.371,0 | Rp14.498,0 |
9 Bulan | Rp14.482,0 | Rp14.620,0 |
1 Tahun | Rp14.641,0 | Rp14.737,9 |
2 Tahun | Rp15.104,0 | Rp15.330,0 |
Sentimen pelaku pasar yang kembali memburuk akibat perang Rusia - Ukraina membuat rupiah akhirnya melemah. Pasukan Rusia yang dilaporkan semakin mendekati ibu kota Ukraina, Kyiv, membuat sentimen pelaku pasar memburuk yang berisiko menekan rupiah pada perdagangan hari ini, Jumat (11/3).
CNBC International melaporkan salah satu pejabat di Pentagon menyebut jika pasukan Rusia sudah berada sekitar 15 kilometer dari Kyiv. Pejabat tersebut juga yakin Rusia berencana mengepung Kyiv.
Perang tersebut juga membuat pelaku pasar kembali "membuang" mata uang utama Asia. Padahal, dua pekan lalu mayoritas mata uang Asia kembali diburu para pelaku pasar, tercermin dari hasil survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters. Hasil survei tersebut tentunya menjadi kabar bagus di saat bank sentral AS (The Fed) berencana menaikkan suku bunga dengan agresif.
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
Survei terbaru yang dirilis Kamis (10/3/2022) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,49, berbalik dari sebelumnya -0,01.
Padahal dua pekan lalu, menjadi pertama kalinya pelaku pasar mengambil posisi long rupiah sejak pertengahan November tahun lalu, kini sudah berbalik lagi.
Dari 9 mata uang utama Asia, kini hanya 2 saja yang masih mendapat posisi long, itu pun mengalami penurunan tajam. Yuan China dengan angka indeks -0,85, turun dari dua pekan lalu -0,99 dan baht Thailand yang hanya tersisa -0,08 dari sebelumnya -1,07.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Inflasi AS Melesat Lagi
(pap/pap)