Harga Tembaga Datar Saja, Sudah Bosan Naik Ya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang mulai bangkit menekan harga tembaga. Di sisi lain hukuman terhadap Rusia menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan dunia menopang harga.
Pada Jumat (11/3/2022) pukul 13:25 WIB harga tembaga tercatat US$ 10.118/ton, naik 0,02% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Indeks dolar AS tercatat 98,5. Hal ini menekan harga tembaga dunia, karena tembaga yang dihargai dengan greenback menjadi lebih mahal dibandingkan mata uang lainnya.
Sementara itu, serangan Rusia ke Ukraina yang tak kunjung henti membuat negara beruang merah tersebut 'dikucilkan' dari sistem keuangan internasional. Akibatnya perdagangan dengan Rusia pun menjadi terganggu. Para pelaku pasar pun khawatir sanksi ini mempengaruhi pasokan logam dunia termasuk tembaga.
Saat ini persediaan tembaga dunia yang dipantau oleh bursa logam London (LME) tercatat 71.900/ton. Turun 72% dibandingkan posisi puncak di bulan Agustus 2021.
Rusia merupakan salah satu produsen tembaga nomor 8 terbesar di dunia dengan produksi tambang mencapai 820.000 ton dan 920.000 ton tembaga olahan tahun lalu. Produksi tembaga baik tambang maupun olahan dari Rusia menyumbang 4% dari produksi di seluruh dunia.Asia dan Eropa merupakan pasar ekspor utama.
Sementara itu, cadangan tembaga Rusia mencapai 62 juta ton, sama dengan 7% dari total cadangan tambang tembaga di dunia.Sehingga gangguan pasokan dari Rusia bisa mempengaruhi pergerakan harga tembaga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)