Selama Bertahan di Atas 6.855, Ada Harapan IHSG Bangkit
Jakarta, CNBC Indonesia - Kembali memburuknya sentimen pelaku pasar global membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,48% ke 6.890,512 di perdagangan sesi I Jumat (11/3) setelah mampu menguat dalam 2 hari terakhir.
Investor melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 97 miliar di pasar reguler, sementara di pasar nego dan tunai ada net buy sebesar Rp 64 miliar.
Sebanyak 257 emiten terpantau menguat, 226 melemah dan sisanya stagnan.
Pasukan Rusia yang dilaporkan semakin mendekati ibu kota Ukraina, Kyiv, membuat sentimen pelaku pasar memburuk sejak Kamis malam yang membuat bursa saham Eropa dan Amerika Serikat (AS) jeblok, bursa Asia pun menyusul hari ini.
CNBC International melaporkan salah satu pejabat di Pentagon menyebut jika pasukan Rusia sudah berada sekitar 15 kilometer dari Kyiv. Pejabat tersebut juga yakin Rusia berencana mengepung Kyiv.
Selain itu, data dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan inflasi bulan Februari melesat 7,9% year-on-year (yoy) menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, bahkan memperkirakan warga AS akan merasakan inflasi sangat tinggi dan membuat tidak nyaman.
Jika inflasi terus meninggi tentunya bank sentral AS (The Fed) bisa semakin agresif dalam menaikkan suku bunga, yang biasanya berdampak negatif ke pasar saham.
Secara teknikal, melihat grafik 1 jam IHSG sebenarnya masih berada di atas Bullish Trendline, yang membuka peluang rebound di sesi II. Syaratnya, tentu saja tidak menembus ke bawah trendline tersebut yang berada di kisaran 6.855.
Selain itu, indikator Stochastic mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought) sehingga tekanan koreksi sedikit mereda, meski masih ada.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Resisten terdekat berada di kisaran 6.900, jika mampu dilewati IHSG berpeluang naik ke kisaran 6.920 hingga 6.930.
Sementara kisaran 6.855 menjadi support, IHSG berisiko merosot lebih dalam jika support tersebut ditembus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)