Bukan Main! Batu Bara Bisa Terbang ke US$ 500/ton

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
11 March 2022 08:57
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Terdapat tiga nama yang potensial yaitu Kolombia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat (AS). Produksi batubara Kolombia, yang hampir semuanya diekspor mulai pulih pada tahun 2021. Sebelumnya terjadi penurunan besar pada tahun 2020 karena Covid-19 dan perselisihan industri selama tiga bulan di operasi besar Cerrejon.

Produksi batu bara pada tahun 2021 sebesar 59,6 juta ton, naik 21% yoy dari 49,3 juta ton pada tahun 2020. Harapannya produksi akan meningkat lagi tahun ini, bertambah 10 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor. Terutama karena Glencore, sekarang pemilik penuh Cerrejon, ingin mengambil keuntungan dari kondisi pasar batu bara yang bullish.

Ekspor batubara Afrika Selatan berada di bawah target selama beberapa tahun. Ekspor turun di bawah 60 juta ton tahun lalu, level terendah dalam beberapa dekade. Ini karena jaringan kereta api yang sangat terhambat akibat adanya pencurian kabel tembaga di lintasan. Ekspor tahunan sebesar 70 hingga 75 juta ton seharusnya dapat dicapai jika operator kereta api, Transnet, dapat mengatasi masalah keamanannya.

Produksi batubara AS saat ini bangkit setelah beberapa tahun mengalami masa sulit. Kebangkitan ini didorong oleh permintaan batubara yang kuat dan harga yang kuat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Berdasarkan angka Administrasi Informasi Energi (EIA), hingga kuartal III-2021, produsen batubara termal AS mampu mengekspor sekitar 36 juta ton.

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular