Pasukan Rusia Dekati Kyiv, Laju Impresif Rupiah Bisa Terhenti

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 March 2022 07:05
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat rupiah sukses mencatat penguatan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Kamis kemarin. Penguatan rupiah bahkan cukup besar 0,49% ke Rp 14.275/US$.

Sentimen terhadap rupiah sebenarnya cukup bagus berkat kondisi fundamental dalam negeri yang semakin baik. Tetapi, perang Rusia dan Ukraina yang berdampak luas hingga ke perekonomian global membuat rupiah tertekan belakangan ini.

Perang membuat harga komoditas energi meroket yang dikhawatirkan akan mengakselerasi inflasi yang sudah tinggi di negara Barat. Ketika kekhawatiran tersebut mereda, maka sentimen pelaku pasar membaik dan rupiah pun kembali melesat.

Namun, sentimen pelaku pasar kini kembali memburuk terlihat dari bursa saham AS (Wall Street) dan bursa saham Eropa yang kembali merosot pada perdagangan Kamis. Indeks dolar AS yang sebelumnya jeblok juga berbalik menguat 0,55% ke 98,502.

Pasukan Rusia yang dilaporkan semakin mendekati ibu kota Ukraina, Kyiv, membuat sentimen pelaku pasar memburuk yang berisiko menekan rupiah pada perdagangan hari ini, Jumat (11/3).

CNBC International melaporkan salah satu pejabat di Pentagon menyebut jika pasukan Rusia sudah berada sekitar 15 kilometer dari Kyiv. Pejabat tersebut juga yakin Rusia berencana mengepung Kyiv.

Secara fundamental memang menekan, tetapi dilihat melalui analisis teknikal penguatan tajam rupiah yang disimbolkan USD/IDR Kamis kemarin sukses membuatnya lepas dari pola Golden Cross serta White Morubozu yang memberikan tekanan.

Rupiah kini bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), MA 100 dan 200 yang membuka peluang berlanjutnya penguatan.

Apalagi indikator Stochastic pada grafik harian belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya, ketika Stochastic belum mencapai wilayah oversold maka belum ada sinyal pembalikan arah alias penguatan rupiah berpeluang berlanjut.

Level terkuat kemarin Rp 14.240/US$ menjadi support terdekat yang perlu ditembus rupiah untuk menguat lebih lanjut menuju Rp 14.200/US$.

Sementara resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.300/US$, jika dilewati rupiah berisiko melemah ke Rp 14.320/US$ hingga Rp 14.340/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tetap Tegas, Rupiah Tetap Liar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular