
Rupiah Juara Hampir Sepekan Di Benua Biru, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia- Kinerja rupiah di hadapan negara-negara Eropa pada perdagangan hari ini, Kamis (10/3/2022) menguat cukup tajam. Mata uang Tanah Air terapresiasi di hadapan euro, poundsterling, dan dolar franc swiss.
Dengan demikian, rupiah berhasil menguat selama pekan ini di Benua Biru.
Melansir Refinitiv, pukul 11:20 WIB, euro melemah cukup tajam terhadap rupiah sebanyak 0,44% di Rp 15.816,84 dan poundsterling terkoreksi terhadap rupiah 0,37% di Rp 18.836,25. Hal yang serupa terjadi dolar franc swiss terdepresiasi terhadap rupiah sebesar 0,43%.
Sebagai informasi, rupiah juga berhasil menekan dolar AS sebanyak 0,21% pada pukul 11:00 WIB.
Fundamentalnya, mengacu kepada Reuters, bank sentral Eropa (ECB) diprediksikan akan membuat komitmen kebijakan sesedikit mungkin hari ini karena eskalasi perang di Ukraina yang meningkatkan ekspektasinya terhadap ekonomi.
Menurut analis di ING Carsten Brzeski bahwa tidak ada yang dapat memprediksikan dengan benar kapan ECB akan mulai kebijakan moneternya saat situasi ketidakpastian yang tinggi. Dia juga mengklaim bahwa rute teraman bagi ECB yaitu untuk terus mengurangi pembelian obligasi kuartal berikutnya.
Diprediksikan bahwa tingkat inflasi di wilayah Eropa dengan 19 negara yang menggunakan mata uang euro sebagai nilai tukarnya, dapat naik tiga kali lipat dari target ECB di 2%.
Tingginya harga energi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengerek inflasi bertahan jangka panjang sehingga membuat tingkat konsumsi masyarakat menurun dan memperlambat perkembangan bisnis.
Kemarin, Inggris telah mengumumkan sanksi ekonomi terbaru terhadap Rusia dengan menyita sebuah jet pribadi yang terhubung dengan oligarki Rusia Roman Abramovich.
Jet tersebut dikatakan terkait dengan miliarder kelahiran Soviet, Eugene Shvidler rekan dekat pemilik klub sepak bola Chelsea, Abramovich. Namun, masih diselidiki lebih lanjut.
Larangan ekspor penerbangan atau barang-barang yang berhubungan dengan penerbangan akan meluas ke sektor asuransi, karena polis akan ditarik. Maka perusahaan asuransi yang berbasis di Inggris tidak akan mampu membayar klaim tersebut, seperti yang diwartakan CNBC International.
Selain itu, Royal Institution of Chartered Surveyors (RICS) mengatakan bahwa adanya kenaikan harga rumah di Februari yang naik 74% yang menjadi kenaikan tertinggi sejak Juni. Padahal, angka inflasi sudah tinggi di Inggris ditambah adanya kenaikan pajak yang segera terjadi.
"Awan besar ketidakpastian menggantung di atas prospek ekonomi karena harga energi terus melonjak dan Bank of England (BOE) bergulat dengan bagaimana mengelola kebijakan moneter di situasi yang menantang ini," tutur Kepala Analis RICS Simon Rubinshon dikutip dari Reuters.
Sementara itu, adanya perkiraan sewa yang naik 4,5% selama 12 bulan ke depan. Sehingga memperburuk krisis biaya hidup dan tantangan terutama bagi masyarakat Inggris yang berpenghasilan rendah.
Perang antara Rusia dan Ukraina membuat perekonomian Eropa terancam mengalami pelambatan yang membuat mata uang di Benua Biru tertekan. Selain itu, harga komoditas seperti batu bara terus meroket yang memberikan keuntungan bagi Indonesia. Alhasil, nilai tukar rupiah menjadi sangat kuat di Benua Biru.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jos! Rupiah Juara Terhadap Dolar AS dan Di Benua Biru