
Senin Melambung, Dolar Australia Kini Jeblok ke Rp 10.400!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia bak roller coaster melawan rupiah di pekan ini. Senin lalu Mata Uang Kanguru melesat hingga ke atas Rp 10.700/AU$ yang merupakan level tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Tetapi setelahnya malah merosot kini berada di bawah Rp 10.400/AU$.
Melansir data dari Refinitiv, pada perdagangan Kamis (10/3) pagi, dolar Australia merosot hingga 1,14% ke kisaran Rp 10.383/AU$ di pasar spot.
Dolar Australia sebelumnya terus melesat naik setelah bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) membuka peluang kenaikan suku bunga di tahun ini. Sebabnya, inflasi yang sudah mencapai target dan perekonomian yang terus membaik.
Pasar finansial bahkan memprediksi RBA bisa menaikkan suku bunga di awal Juni, apalagi dengan harga komoditas yang terus meroket.
Meski demikian, Gubernur RBA Philip Lowe saat berbicara Rabu kemarin menyatakan masih akan bersabar untuk menaikkan suku bunga.
"Melihat kondisi ekonomi Australia masih belum cukup tepat untuk menaikkan suku bunga dari rekor terendah 0,1%," kata Lowe sebagaimana dilansir news.com.au Rabu (9/3).
Kondisi ekonomi saat ini, khususnya akibat perang Rusia Ukriana dikatakan dipenuhi ketidakpastian sehingga harus dinilai lebih lanjut.
"Dalam situasi yang tidak pasti ini, dan melihat poin awal dari pertumbuhan upah serta inflasi, kami memiliki waktu untuk menilai informasi dari data ekonomi mendatang dan melihat bagaimana ketidakpastian itu diatasi," kata Lowe.
Meski demikian, Lowe tetap menyatakan tidak menutup kemungkinan suku bunga akan dinaikkan di akhir tahun nanti.
Sementara itu rupiah sedang perkasa pada perdagangan hari ini sebab sentimen pelaku pasar sedang membaik berkat turunnya harga minyak mentah.
Minyak jenis Brent bahkan sempat minus hingga 17% pada perdagangan Rabu, sebelum mengakhiri perdagangan dengan turun sekitar 13%
Turunnya harga minyak mentah disambut baik pelaku pasar, sebab bisa mengurangi tekanan inflasi yang membuat sentimen pelaku pasar membaik dan kembali ke aset-aset berisiko, yang tentunya menjadi sentimen positif bagi rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?
