
Pengusaha Belum Nikmati Cuan Lonjakan Harga Nikel, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha industri nikel saat ini mengaku belum merasakan adanya keuntungan atau cuan yang bisa diraih di tengah meroketnya harga nikel.
Harga nikel pada perdagangan Selasa (08/03/2022) siang hari melonjak 250% dalam dua hari berturut-turut mencapai US$ 101.350 per ton. Hingga akhirnya perdagangan nikel di bursa logam London, LME, kemarin harus ditangguhkan.
Sayangnya, harga yang mencatatkan rekor sepanjang masa ini belum bisa dinikmati oleh para produsen nikel.
Direktur Utama PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) Widodo Sucipto menilai, kenaikan harga nikel saat ini hanya bersifat sementara. Karena menurutnya kemungkinan permintaan nikel akan turun drastis, bahkan bisa dibilang akan jarang untuk dijumpai.
"Demand akan turun, bahkan menjadi kecil karena mereka tidak bisa memasarkan hasil dari industri hilir dari industri nikel ini. Ini hanya untung yang sementara," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/3/2022).
Sampai saat ini, kata Widodo, belum terlihat adanya lonjakan permintaan. Dia pun memperkirakan dampak kenaikan harga nikel ini baru akan terasa pada satu hingga dua bulan ke depan.
"Karena harga nikel tidak bisa dilihat dari harga harian yang bergejolak. Karena biasanya transaksi itu didasarkan atas average (harga rata-rata) dari bulanan," ujarnya.
"Kalau average bulanan terus terjadi seperti ini, maka dampaknya mulai terasa di perdagangan pada satu hingga dua bulan ke depan. Kalau memang tidak ada penurunan harga atau sustain di harga yang tinggi," jelasnya.
Widodo memperkirakan harga yang tinggi ini hanya bersifat sementara dan diyakini akan kembali normal pada rentang harga US$ 20.000 per ton hingga US$ 30.000 per ton.
Pun, kenaikan harga nikel saat ini juga, kata Widodo dinilai tak akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada industri smelter nikel. Karena biasanya mereka akan melihat dua hingga tiga bulan ke depan, atau melihat bagaimana dampaknya di jangka panjang.
"Memang untuk sesaat, ini memancing minat dari investor untuk menanamkan modalnya di pemurnian atau proses smelter nikel ini. Tapi mereka juga akan melihat 2-3 bulan ke depan, atau ini dampakya hanya temporary saja," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prospek Permintaan Masih Menjanjikan, Harga Nikel Melonjak
