Indeks Dolar AS Terbang Tinggi, Rupiah Cs kok Masih Stabil?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 March 2022 15:40
pertumbuhan ekonomi
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Sebelum perang Rusia dan Ukraina dimulai, harga komoditas sudah tinggi, dan akhirnya semakin terakselerasi.

Reuters melaporkan, para analis berbalik dari sebelumnya short menjadi long rupiah setelah Indonesia mencatat surplus APBN pada bulan Januari. Salah satu penyebabnya tingginya harga komoditas.

Penerimaan negara di awal tahun ini mencapai Rp 156 triliun atau tumbuh 54,9% (year on year/yoy). Kontribusi terbesar adalah penerimaan pajak dengan Rp 109,1 triliun atau tumbuh 59,4% dan bea cukai sebesar Rp 24,9 triliun atau tumbuh 99,4%.

"Ini cerita APBN di Januari yang awal dengan cerita positif dari pemulihan ekonomi dan dukungan APBN ke masyarakat," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (22/2/2022)

Belanja negara dilaporkan mencapai Rp 127,2 triliun atau kontraksi 13%. Rendahnya belanja negara dikarenakan kecilnya realisasi dari belanja Kementerian Lembaga (KL) dan dana desa.

Atas capaian tersebut, APBN di Januari 2022 mencatat surplus Rp 28,9 triliun atau 0,16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Tingginya harga komoditas juga membuat transaksi berjalan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4% dari produk domestik bruto (PDB) di kuartal IV-2021, lebih rendah dari kuartal sebelumnya US$ 5 miliar (1,7% dari PDB) di tiga bulan sebelumnya.

Sepanjang 2021, surplus transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,3 miliar (0,3% dari PDB). Kali terakhir transaksi berjalan mencatat surplus secara tahunan yakni pada 2011 lalu.

Surplus transaksi berjalan tersebut juga memberikan sentimen positif ke rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular