Perang Ukraina Bikin Harga Tembaga Naik Terus

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 March 2022 13:39
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga menguat pada perdagangan jelang siang hari ini terdorong dolar Amerika Serikat yang melemah. Sentimen eskalasi geopolitik Rusia - Ukraina juga masih mengiringi laju tembaga.

Pada Rabu (9/3/2022) pukul 11:20 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.284,5/ton, naik 0,74% dibandingkan posisi kemarin.

Harga dolar AS melemah dalam dua hari menopang kenaikan harga tembaga dunia. Sebab tembaga yang dibanderol dengan greenback menjadi lebih murah dibandingkan mata uang lainnya. Permintaan pun meningkat, maka harga akan naik.

Sementara itu, serangan Rusia ke Ukraina membuat negara beruang merah tersebut 'dikucilkan' dari sistem keuangan internasional. Akibatnya perdagangan dengan Rusia pun menjadi terganggu. Para pelaku pasar pun khawatir sanksi ini mempengaruhi pasokan logam dunia termasuk tembaga.

Rusia merupakan salah satu produsen tembaga nomor 8 terbesar di dunia dengan produksi tambang mencapai 820.000 ton. Produksi dari Rusia menyumbang 4% dari produksi tambang tembaga di seluruh dunia. Asia dan Eropa merupakan pasar ekspor utama.

Rusia memproduksi 920.000 ton tembaga olahan tahun lalu, sekitar 3,5% dari total dunia, menurut USGS, di mana Nornickel memproduksi 406.841 ton.Jumlah tersebut membuat Rusia menempati urutan 6 produsen tembaga olahan dunia,

Sementara itu, cadangan tembaga Rusia mencapai 62 juta ton, sama dengan 7% dari total cadangan tambang tembaga di dunia. Sehingga gangguan pasokan dari Rusia bisa mempengaruhi pergerakan harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning! JP Morgan Bilang Harga Tembaga Bearish

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular