
Harga Batu Bara Sebulan Naik 89%, Xi Jinping Turun Tangan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara akhirnya turun juga. Maklum, harga komoditas ini sudah 'terbang' tinggi.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE (Newcastle) ditutup di US$ 425,65/ton. Turun 2,15% dari hari sebelumnya.
Koreksi ini sepertinya lebih disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) . Wajar saja, karena harga komoditas ini memang melonjak.
Dalam sebulan terakhir, harga batu bara meroket 89,39% secara point-to-point. Selama setahun ke belakang, harga naik 428,76%.
Jadi tidak heran kalau investor sangat bernafsu untuk mencairkan cuan. Sebab keuntungan yang bisa didapat memang tidak main-main.
Dari sisi fundamental, koreksi harga batu bara bisa dibenarkan karena ada kemungkinan pasokan bakal bertambah. Pemerintah China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping mendorong dunia usaha untuk meningkatkan produksi batu bara agar harga bisa lebih terkendali.
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) mempercepat perizinan ratusan izin proyek tambang baru dan ekspansi tambang yang sudah ada sejak paruh kedua 2021. China sepertinya trauma betul, karena sempat mengalami krisis batu bara yang menyebabkan pemadaman listrik bergilir di beberapa wilayah. Kala itu, harga batu bara yang mahal membuat pembangkit listrik kesulitan untuk memupuk stok.
Tahun lalu, produksi batu bara Negeri Tirai Bambu mencapai 4,07 miliar ton. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
