
Perang Makin Panas, Tapi Harga CPO Malah Ambrol.. Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok cukup tajam pada hari ini, Selasa (8/3/2022). Harga CPO sempat naik signifikan di awal pekan ini, tapi kembali merosot. Bagaimana tren ke depannya?
Mengacu pada data kepada Refinitiv, pukul 08:00 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.506/ton atau merosot 1,81%. Dengan begitu, CPO membukukan kenaikan 66,18% secara tahunan, tapi masih drop 3,79% secara mingguan.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO hari ini akan menguji titik support di kisaran MYR 6.414 - 6.200/ton dan titik resistance di kisaran MYR 6.679 - 6.981/ton.
Indonesia sebagai produsen dan pengekspor terbesar CPO dunia akan terus melanjutkan program biodiesel walaupun harga CPO sedang mahal. CPO digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel, sehingga akan ikut menaikkan biaya produksi biodiesel, seperti yang diwartakan Financial Post.
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana bahwa program B30 menggunakan CPO sebanyak 30% yang akan dicampur dengan bahan lain.
Namun, adanya konflik antara Rusia dan Ukraina mengirim harga CPO ke titik tertingginya sepanjang masa yang menjadi tantangan dan penghambat produksi biodiesel.
Namun, upaya Indonesia untuk meningkatkan kandungan sawit dalam biodiesel hingga 40% di 2021 harus tertunda karena biaya bahan bakar yang mahal.
Adanya biaya produksi yang tinggi akan menekan pemerintah untuk memberikan insentif yang lebih besar dari pendapatan ekspor CPO. Sehingga, uji jalan untuk kendaraan bertenaga biodiesel 40% ditunda hingga April 2022.
Sementara itu, Ketua Konsultan Agribisnis LMC International James Fry memprediksikan adanya kenaikan produksi CPO dari kedua produsen CPO terbesar di dunia, yaitu Indonesia dan Malaysia sebesar 3% tahun ini. Tapi masih tidak sebanding dengan permintaan CPO yang melonjak karena berbagai macam krisis.
Salah satunya, krisis cuaca di Amerika Selatan dan Kanada membuat pasokan minyak kedelai dan minyak rapeseed menurun. Selain itu, kisruh Rusia-Ukraina menjadi penghambat pasokan minyak biji bunga matahari. Padahal, ketiga minyak nabati tersebut biasa digunakan sebagai alternatif minyak CPO.
"Melonjaknya harga CPO akan menurunkan tingkat konsumsi di pasar," tambah Fry dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pekan Lalu Merosot, Harga CPO Hari Ini Bangkit Lagi