
Ikuti Koreksi Bursa Asia dan AS, IHSG Gagal Sentuh 7.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Senin (7/2/2022) awal pekan ini, karena investor asing mulai melakukan aksi ambil untung setelah pada pekan lalu sempat memborong saham-saham RI.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup merosot 0,86% ke level 6.869,066. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG tak sekalipun menyentuh zona hijau sehingga level pra pembukaan 6.917,93 menjadi level tertinggi hariannya. Sebaliknya, level terendah IHSG berada di 6.843,81 yang dicapai sekitar pukul 10:30 WIB.
Data perdagangan mencatat nilai transaksiIHSG pada hari ini mencapai Rp 20,6 triliun. Sebanyak 166 saham menguat, 397 saham melemah, dan 121 saham stagnan.
Setelah pada pekan lalu dana asing mengalir cukup deras ke pasar saham RI, pada hari ini asing mulai melakukan aksi jual (net sell) sebesar Rp 262,8 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing masih melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar 185,3 miliar.
Asing melakukan penjualan bersih di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 504 miliar dan di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 246 miliar.
Dari pergerakan sahamnya, saham BBCA ditutup ambles 2,53% ke level harga Rp 7.700/unit. Sedangkan saham BBRI berakhir ambruk 3,21% ke level harga Rp 4.520/unit.
Sebaliknya, pembelian bersih dilakukan asing di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKm) sebesar Rp 167 miliar dan di saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 88 miliar.
Saham TLKM ditutup melesat 2,5% ke level Rp 4.510/unit, sedangkan saham ASII berakhir melonjak 3,11% ke posisi harga Rp 5.800/unit.
Pergerakan IHSG mengekor bursa saham Asia yang terjerembab di zona merah pada hari ini. Koreksi IHSG terbilang minim jika dibandingkan dengan indeks Hang Seng yang terkoreksi lebih dari 3%.
Pekan lalu, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street juga ditutup dengan pelemahan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing ambles 0,53% dan 0,79%. Nasdaq Composite drop 1,66%.
Sentimen dari konflik antara Rusia dengan Ukraina masih menjadi fokus investor pada hari ini, di mana kabar terbaru, AS dan sekutunya kini berencana untuk memboikot impor minyak dan gas dari Rusia setelah Negeri Beruang Merah menyerang fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir pada Jumat pekan lalu.
Harga minyak mentah pun melonjak tajam. Kini baik Brent maupun Wes Texas Intermediate (WTI) harganya sudah di atas US$ 120/barel. Di tengah kenaikan harga komoditas tersebut, mayoritas saham energi pun diburu.
Di sisi lain, saham konsumen yang terdampak oleh kenaikan harga komoditas dunia justru mendapatkan tekanan karena harga komoditas yang meningkat menjadi tekanan bagi kinerja keuangan emiten.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000