Market Cap BBRI Melesat, UNVR Terdepak Dari 10 Besar

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
07 March 2022 13:15
Bank BRI
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak kinerja positif pada pekan lalu, meski perang antara Rusia dengan Ukraina masih berkecamuk.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pekan lalu, IHSG menguat 0,58% secara point-to-point. Pada perdagangan Jumat (4/3/2022) pekan lalu, IHSG ditutup melesat 0,87% ke level 6.928,33.

Bahkan, IHSG lagi-lagi mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada pekan lalu, di mana posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu menjadi posisi tertinggi dalam sepanjang masa.

Hal ini karena aliran modal asing yang masuk ke pasar saham RI masih cukup deras, di mana asing membukukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 4,57 triliun. Sedikit lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya di mana net buy asing tercatat Rp 4,42 triliun.

Meski IHSG masih menguat, tetapi total 10 besar kapitalisasi pasar terbesar (big cap) per Jumat akhir pekan lalu cenderung menurun sedikit menjadi Rp 3.514 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3.518 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten4 Mar 2022No.Emiten25 Feb 2022No.Emiten18 Feb 2022
1.BCA/BBCA9641.BCA/BBCA9821.BCA/BBCA967
2.Bank BRI/BBRI7012.Bank BRI/BBRI6832.Bank BRI/BBRI665
3.Telkom/TLKM4363.Telkom/TLKM4303.Telkom/TLKM436
4.Bank Mandiri/BMRI3534.Bank Mandiri/BMRI3564.Bank Mandiri/BMRI363
5.Astra/ASII2285.Astra/ASII2355.Astra/ASII227
6.Bank Jago/ARTO2166.Bank Jago/ARTO2226.Bank Jago/ARTO212
7.Chandra Asri/TPIA1947.Chandra Asri/TPIA1957.Chandra Asri/TPIA205
8.Bank BNI/BBNI1468.Bank BNI/BBNI1488.Bank BNI/BBNI147
9.Bayan/BYAN1399.Unilever/UNVR1409.Unilever/UNVR147
10.Emtek/EMTK13710.Emtek/EMTK12710.Allo Bank/BBHI125

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (4/3/2022)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas mengalami penurunan kapitalisasi pasar (market cap). Hanya tiga saham yang mengalami kenaikan market cap pada akhir pekan lalu.

Dari saham yang mengalami penurunan market cap, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling besar penurunannya pada akhir pekan lalu, yakni turun sebesar Rp 18 triliun menjadi Rp 964 triliun.

Sedangkan dari saham yang mengalami kenaikan market cap, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling besar kenaikan market cap-nya pada akhir pekan lalu, yakni naik sebesar Rp 18 triliun menjadi Rp 701 triliun.

Sedangkan saham emiten batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berhasil masuk kembali ke posisi 10 besar pada akhir pekan lalu, di mana market cap-nya menduduki posisi ke-9 sebesar Rp 139 triliun.

Sementara di posisi ke-10 masih bertengger saham emiten teknologi dan media yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang market cap-nya sebesar Rp 137 triliun, naik Rp 10 triliun dari akhir pekan sebelumnya.

Adapun untuk market cap saham emiten konsumer yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada akhir pekan lalu terdepak dari 10 besar dan berada di posisi ke-11.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Konflik antara Rusia dengan Ukraina masih menjadi fokus pelaku pasar pada pekan lalu. Rusia terus berupaya mengepung ibu kota Ukraina, Kyiv.

Pada Jumat pagi pekan lalu, Ukraina melaporkan bahwa fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Zaporizhzhia mengalami kebakaran setelah serangan diluncurkan oleh tentara Rusia. Badan Nuklir Ukraina mengatakan pasukan militer Rusia telah mengambil alih fasilitas tersebut.

Merespons berbagai serangan yang dilancarkan oleh Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tindakan Negeri Beruang Merah merupakan sebuah bentuk state terrorism dan dunia harus segera bereaksi menghentikan tindakan tersebut.

Namun ketegangan Rusia-Ukraina tak membuat minat investor asing di pasar saham domestik surut. Hal ini dibuktikan dengan tren banjir dana asing ke pasar saham RI berlanjut.

Sementara itu di dalam negeri, IHS Markit melaporkan angka PMI manufaktur RI tercatat turun 2,5 poin di bulan Februari 2022 menjadi 51,2. Meski turun, aktivitas manufaktur RI terpantau masih ekspansif dibuktikan dengan angka indeks masih di atas 50.

Perlambatan yang terjadi dimungkinkan karena adanya serangan gelombang ketiga virus corona (Covid-19) di dalam negeri yang merebak sejak awal tahun. Tren kasus memang sudah menunjukkan penurunan meski ada volatilitas dari laporan infeksi harian.

Apabila pada pertengahan Februari lalu kasus sempat tembus 64.718 dalam sehari, kini kasus sudah turun di bawah 30 ribu per hari.

Selain PMI manufaktur, Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan terjadinya deflasi sebesar 0,02% secara bulanan (month-to-month/MoM) pada Februari 2022. Namun secara tahunan (year-on-year/YoY), inflasi di Indonesia tercatat naik 2,06% dan tergolong masih rendah. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular