
Market Cap BBRI Melesat, UNVR Terdepak Dari 10 Besar

Konflik antara Rusia dengan Ukraina masih menjadi fokus pelaku pasar pada pekan lalu. Rusia terus berupaya mengepung ibu kota Ukraina, Kyiv.
Pada Jumat pagi pekan lalu, Ukraina melaporkan bahwa fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Zaporizhzhia mengalami kebakaran setelah serangan diluncurkan oleh tentara Rusia. Badan Nuklir Ukraina mengatakan pasukan militer Rusia telah mengambil alih fasilitas tersebut.
Merespons berbagai serangan yang dilancarkan oleh Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tindakan Negeri Beruang Merah merupakan sebuah bentuk state terrorism dan dunia harus segera bereaksi menghentikan tindakan tersebut.
Namun ketegangan Rusia-Ukraina tak membuat minat investor asing di pasar saham domestik surut. Hal ini dibuktikan dengan tren banjir dana asing ke pasar saham RI berlanjut.
Sementara itu di dalam negeri, IHS Markit melaporkan angka PMI manufaktur RI tercatat turun 2,5 poin di bulan Februari 2022 menjadi 51,2. Meski turun, aktivitas manufaktur RI terpantau masih ekspansif dibuktikan dengan angka indeks masih di atas 50.
Perlambatan yang terjadi dimungkinkan karena adanya serangan gelombang ketiga virus corona (Covid-19) di dalam negeri yang merebak sejak awal tahun. Tren kasus memang sudah menunjukkan penurunan meski ada volatilitas dari laporan infeksi harian.
Apabila pada pertengahan Februari lalu kasus sempat tembus 64.718 dalam sehari, kini kasus sudah turun di bawah 30 ribu per hari.
Selain PMI manufaktur, Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan terjadinya deflasi sebesar 0,02% secara bulanan (month-to-month/MoM) pada Februari 2022. Namun secara tahunan (year-on-year/YoY), inflasi di Indonesia tercatat naik 2,06% dan tergolong masih rendah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)[Gambas:Video CNBC]
