Analisis Teknikal Sesi II

Maaf, Nampaknya IHSG Lanjut Koreksi di Sesi 2

Tri Putra, CNBC Indonesia
Senin, 07/03/2022 13:19 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi cukup dalam pada sesi I.

Hingga sesi istirahat perdagangan siang, IHSG melemah 0,8% di level 6.872,79. Indeks terkoreksi sejak awal perdagangan dan konsisten berada di zona merah.

Pada perdagangan intraday, IHSG bergerak di rentang 6.843,81 sebagai level terendah dan 6.917,93 di level tertingginya.


Saat IHSG terkoreksi, asing pun membukukan net sell. Namun aksi jual bersih asing cenderung tipis dibandingkan dengan inflow yang terjadi sejak awal tahun. Di pasar reguler asing terpantau net sell Rp 61,25 miliar.

Pergerakan IHSG mengekor bursa saham Asia yang siang ini terjerembab di zona merah. Koreksi IHSG terbilang minim jika dibandingkan dengan indeks Nikkei dan Hang Seng yang terkoreksi lebih dari 3%.

Minggu lalu Wall Street juga ditutup dengan pelemahan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing ambles 0,53% dan 0,79%. Nasdaq Composite drop 1,66%.

AS dan sekutunya kini berencana untuk memboikot impor minyak dan gas dari Rusia setelah Negeri Beruang Merah menyerang fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir pada Jumat pekan lalu.

Harga minyak mentah pun melonjak tajam. Kini baik Brent maupun Wes Texas Intermediate (WTI) harganya sudah di atas US$ 120/barel.

Pasca terkoreksi cukup dalam di sesi I, bagaimana prospek pergerakan IHSG di sesi II nanti? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak bergerak menuju level support terdekat di 6.850.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Foto: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

RSI cenderung turun dari level sebelumnya di 60-an ke 45,45 siang ini. Penurunan ini mengindikasikan terjadinya penguatan momentum jual.

Menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA26 dan membentuk pola divergen (melebar).

Di sisi lain, bar histogram juga berada di wilayah negatif dengan ketinggian bar yang meningkat. Hal ini mencerminkan bahwa peluang koreksi masih terbuka.

Untuk sesi II, IHSG berpeluang kembali menguji level supportnya. Apabila level support ini kembali dijebol, maka level support selanjutnya berada di level psikologis 6.800.

Melihat sentiment global yang sedang tak kondusif, kecil kemungkinan IHSG bisa selamat dari koreksi untuk perdagangan hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(pap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"