Harga Batu Bara Meroket, Yang Pegang Sahamnya Makin Tajir Nih

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
07 March 2022 09:49
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara melesat pada awal perdagangan hari ini, Senin (7/3/2022). Investor terus memburu saham batu bara seiring harga komoditas tersebut membumbung tinggi.

Berikut saham-saham batu bara yang naik, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.14 WIB.

  1. Harum Energy (HRUM), naik +5,75%, ke Rp 13.325/unit

  2. Adaro Energy Indonesia (ADRO), +5,26%, ke Rp 3.200/unit

  3. Bukit Asam (PTBA), +3,95%, ke Rp 3.680/unit

  4. Bumi Resources (BUMI), +3,45%, ke Rp 60/unit

  5. Alfa Energi Investama (FIRE), +3,19%, ke Rp 388/unit

  6. Golden Eagle Energy (SMMT), +3,12%, ke Rp 660/unit

  7. Bayan Resources (BYAN), +3,06%, ke Rp 43.000/unit

  8. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +2,65%, ke Rp 30.000/unit

  9. ABM Investama (ABMM), +2,63%, ke Rp 1.950/unit

  10. Indika Energy (INDY), +2,38%, ke Rp 3.010/unit

  11. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +2,25%, ke Rp 4.090/unit

  12. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +2,04%, ke Rp 200/unit

  13. Golden Energy Mines (GEMS), +1,44%, ke Rp 5.275/unit

  14. Adaro Minerals Indonesia (ADMR), +0,85%, ke Rp 1.775/unit

  15. United Tractors (UNTR), +0,83%, ke Rp 27.300/unit

  16. Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,83%, ke Rp 3.650/unit

  17. Delta Dunia Makmur (DOID), +0,46%, ke Rp 438/unit

Menurut data di atas, saham HRUM memimpin kenaikan dengan persentase 5,75%, melanjutkan penguatan 8,62% pada Jumat (4/3) pekan lalu.

Dalam sepekan, saham HRUM naik 8,27%, sejak awal tahun (ytd) melesat 30,02%.

Saham ADRO juga melejit 5,26%, melanjutkan penguatan dalam 3 hari perdagangan terakhir. Dalam sepekan, saham ADRO melompat 30,65%.

Tidak ketinggalan, saham PTBA dan BUMI juga masing-masing naik 3,95% dan 3,45% pagi ini.

Harga batu bara melesat pada perdagangan akhir pekan lalu. Secara mingguan, perkembangan harga si batu hitam sangat mencengangkan.

Pada perdagangan akhir pekan, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada ditutup di US$ 407,05/ton. Melonjak 13,56% dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Pekan lalu, harga batu bara membukukan kenaikan 61,85% secara point-to-point. Ini adalah rekor tertinggi kenaikan mingguan setidaknya sejak 2008.

Lonjakan harga batu bara sebelumnya terjadi seiring harga gas alam yang juga melejit. Pada perdagangan akhir pekan, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat/AS) ditutup di US$ 4,91/MMBtu. Melonjak 4,07% dari hari sebelumnya.

Dalam seminggu terakhir, harga gas naik 9,93%. Selama sebulan ke belakang, harga menanjak 17,06%.

Perang Rusia vs Ukraina menjadi latar belakang penyebab kenaikan harga gas. Di Eropa, Rusia adalah pemain utama gas alam. Rusia memasok sekitar 40% kebutuhan gas alam di Benua Biru.

Namun kini negara-negara Eropa berencana ogah mendatangkan gas alam dari Rusia karena serangan ke Ukraina. Parlemen Uni Eropa mendesak negara-negara anggotanya untuk menutup akses pelabuhan dari dan ke Rusia, termasuk pengiriman gas alam.

Saat pasokan gas alam dari Rusia terputus, Jerman sepertinya bakal merasakan dampak paling parah. Di Eropa, Jerman adalah konsumen terbesar gas alam asal Rusia.

Berdasarkan catatan Rystad Energy, tiga negara pemasok gas alam terbesar bagi Jerman pada 2019 adalah Rusia (55,5 miliar meter kubik), Norwegia (27 miliar meter kubik), dan Belanda (23,4 miliar meter kubik). Kontribusi tiga negara itu mencapai 92% dari total impor gas alam Negeri Panser.

Saat harga gas naik, maka harus dicari komoditas lain yang bisa menjadi pengganti. Salah satu alternatif gas untuk sumber energi primer pembangkit listrik adalah batu bara.

"Pragmatisme harus dikedepankan. Keamanan pasokan harus diamankan," tegas Robert Habeck, Menteri Ekonomi Jerman, seperti dikutip dari Reuters.

Komentar Habeck ini mensinyalkan Jerman kemungkinan akan menunda rencana mempensiunkan pembangkit listrik bertenaga batu bara yang seharusnya terjadi pada 2030. Namun dengan dinamika terbaru, sepertinya target itu akan mundur.

Prospek peningkatan permintaan seiring perburuan akan sumber energi alternatif pengganti gas membuat batu bara menjadi incaran. Jadi jangan heran kalau besok-besok harga batu bara bakal naik lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara To The Moon Taipan Makin Cuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular