Pasca Cetak Rekor, IHSG Rawan Profit Taking di Awal Pekan

Putra, CNBC Indonesia
07 March 2022 06:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seolah punya cukup banyak 'bensin', Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tajinya pekan lalu. Meski IHSG naik tipis 0,12% dalam sepekan, namun IHSG berhasil kembali cetak rekor dan ditutup di level tertingginya di 6.928,33 pada Jumat (4/3/2022).

Di saat bursa saham global cenderung tertekan akibat konflik Rusia-Ukraina, IHSG justru muncul sebagai primadona. Rusia terus berupaya mengepung ibu kota Ukraina, Kyiv. Ketegangan antara kedua negara masih berlanjut.

Pada Jumat pagi, Ukraina melaporkan bahwa fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklirnya di Zaporizhzhia mengalami kebakaran setelah serangan diluncurkan oleh tentara Rusia. Badan Nuklir Ukraina mengatakan pasukan militer Rusia telah mengambil alih fasilitas tersebut.

Namun ketegangan Rusia-Ukraina tak membuat minat investor asing di pasar saham domestik surut. Hal ini dibuktikan dengan tren banjir dana asing ke pasar saham RI berlanjut.

Asing net buy Rp 6,55 triliun di seluruh pasar. Di pasar reguler asing beli bersih saham-saham Indonesia sebesar Rp 5,95 triliun. Tak hanya menopang indeks, inflow yang masuk ke pasar keuangan domestik juga turut menjadi penahan rupiah tidak terdepresiasi tajam.

Untuk hari ini pelaku pasar perlu mencermati berbagai sentimen yang berkembang. Fokus pasar masih tertuju pada kelanjutan kisruh Rusia-Ukraina. Indeks saham Wall Street kembali jatuh akhir pekan lalu. 

Indeks Dow Jones melemah 0,53%. Kemudian indeks S&P 500 juga terkoreksi 0,79%. Sementara itu Nasdaq Composite ambles 1,66%. Investor tampak beralih ke aset-aset minim risiko. Hal ini tercermin dari penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Pada Jumat (4/3/2022), yield US Treasury 10 tahun (SBN AS) turun ke level 1,7%. Penurunan yield mengindikasikan adanya kenaikan harga. Perang antara Rusia dan Ukraina dapat menyebabkan krisis energi berkepanjangan.

Alhasil harga minyak mentah pun melambung. Kontrak futures Brent dan West Texas Intermediate (WTI) bahkan tembus ke level tertingginya dalam 7 tahun dan melampaui US$ 110/barel. Kenaikan harga minyak juga diikuti oleh peningkatan harga gas dan batu bara. 

Secara sektoral saham-saham energi masih berpeluang diuntungkan dengan adanya kenaikan harga komoditas global ini. Untuk melihat arah pergerakan  IHSG hari ini, investor juga patut mencermati faktor psikologis pasar yang tercermin dari berbagai indikator teknikal. 

Analisa Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak ditutup di bawah level support terdekatnya dalam sepekan terakhir di 6.836.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung berada di area 60, sedikit mengalami kenaikan dari hari sebelumnya yang dapat menjadi indikator penguatan momentum beli. 

Patut diwaspadai jika melihat menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah membentuk pola menyempit (konvergen) dengan garis EMA 26.

Sehingga secara teknikal IHSG masih rawan untuk mengalami koreksi setelah berhasil mencetak rekor baru sehingga membuka peluang untuk ambil untung (profit taking).

Setidaknya untuk hari ini IHSG akan kembali menguji rentang 6.835-6.930. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular