Review

Biar Gak Amsyong! Saham-saham Ini "To The Moon" saat Perang

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
06 March 2022 08:30
Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Migas

Tidak hanya batu bara dan cpo, saham-saham migas pun melesat seiring melambungnya harga minyak dunia. (Tabel 3).

Tabel 3. Kinerja Saham Migas

No

Saham

% Per Jumat (4/3)

% YtD

1

ENRG

-6.74

62.75

2

ESSA

2.68

44.34

3

MEDC

0.00

40.56

4

ELSA

-1.83

16.67

5

RAJA

2.94

15.38

6

RUIS

0.00

2.91

7

AKRA

0.67

-8.15

8

WOWS

0.00

-16.67

9

APEX

1.45

-17.65

Hal ini menunjukkan pasar berspekulasi bahwa kenaikan harga minyak bisa menguntungkan emiten migas.

Memang, si emas hitam mengukir rekor harga terbaru.

Pada perdagangan Jumat (4/3), harga minyak jenis brent ditutup di US$ 118,11/barel. Melejit 6,93% dibandingkan hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak Februari 2013.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 115,68/barel. Meroket 7,44% dan menjadi yang termahal sejak Agustus 2008.

Dinamika perang Rusia versus Ukraina masih menjadi latar belakang kenaikan harga minyak.

Rusia pun terancam berbagai sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Satu sanksi yang menjadi kekhawatiran pelaku pasar adalah larangan ekspor minyak.

Jika sampai terjadi, maka dampaknya ke pasar minyak dunia akan sangat signifikan. Sebab, Negeri Beruang Merah adalah salah satu produsen minyak utama dunia.

Rusia mengekspor 4-5 juta barel minyak jenis brent setiap harinya. Angka ini membuat Rusia menjadi eksportir terbesar kedua dunia, hanya kalah dari Arab Saudi.

"Impor minyak AS yang berasal dari Rusia memang kecil. Namun pelaku pasar cemas kalau sanksi serupa diikuti oleh negara-negara lain," kata Giovanni Staunovo, Analis UBS, seperti dikutip dari Reuters.

Nikel

Selain saham-saham energi, saham tambang nikel juga banyak diburu investor akhir-akhir ini. (Tabel 4).

Tabel 4. Kinerja Saham Nikel

No

Saham

% Per Jumat (4/3)

% YtD

1

TINS

5.66

15.46

2

INCO

2.86

15.38

3

NICL

5.56

10.14

4

ANTM

6.99

8.89

5

DKFT

4.88

5.74

6

NIKL

3.72

0.00

7

PURE

-5.33

-10.13

 Saham PT Timah Tbk (TINS), misalnya, sudah melonjak 15,46% sejak awal tahun. Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga masing-masing melejit 15,38% dan 8,89% secara ytd.

Pada Jumat (4/3), harga nikel di London Metal Exchange (LME) melambung ke US$ 28.919/ton level tertinggi sejak Februari 2011.

Rekor baru tersebut tercipta berkat reli kenaikan harga nikel dalam 4 hari perdagangan terakhir dengan total persentase 17,92%.

Harga nikel dunia terus melaju karena para pelaku pasar khawatir sanksi yang akan diberlakukan terhadap Rusia dapat mengganggu pasokan nikel dunia. "Konflik Rusia dan Ukraina ini hanya mengobarkan api dari pasar logam dasar yang sudah membentang," kata analis ING Wenyu Yao.

Rusia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 250.000 ton pada tahun 2021, mengacu data US Geological Survey (USGS). Jumlah ini setara dengan 9,25% produksi dunia.

Cadangan nikel Rusia mencapai 7,5 juta ton. Merupakan cadangan nikel terbesar keempat dunia dengan porsi 7,9% dari total cadangan seluruh dunia.

Di samping itu, persediaan nikel terus menyusut. Per 3 Maret 2022, cadangan nikel yang dipantau oleh bursa logam London (LME) tercatat 77.784 ton. Jumlah ini telah turun 70,6% dibandingkan puncak persediaan pada bulan April 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular