Tak Hanya di Saham, Asing Juga Mulai Masuk Obligasi RI

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
04 March 2022 15:50
Obligasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Obligasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketidakpastian kondisi global karena masih memanasnya ketegangan antara Rusia dengan Ukraina, investor asing terus memburu pasar keuangan hingga hari ini.

Tak hanya di pasar saham dalam negeri yang mencatatkan capital inflow hingga lebih dari 20 triliun sepanjang tahun ini, dana asing juga masih terus mengalir deras ke pasar obligasi pemerintah.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dari awal Januari lalu hingga 1 Maret (year-to-date/YTD), aliran modal asing masuk ke pasar obligasi pemerintah sudah mencapai Rp 73 miliar.

Sedangkan dari awal Februari hingga 1 Maret, capital inflow asing di pasar obligasi pemerintah sudah mencapai Rp 4,79 triliun.

Dari pergerakan imbal hasilnya (yield) di pasar sekunder, surat berharga negara (SBN) bertenor 10 tahun yang merupakan acuan yield negara terpantau menguat sebesar 21,7 basis poin (bp) ke level 6,593%, dari sebelumnya per 31 Desember 2021 di level 6,376%, meski asing terus memburu obligasi pemerintah.

Dari pasar perdana atau pasar lelang, hingga lelang surat utang negara (SUN) terakhir yang digelar pada 1 Maret lalu, incoming bids memang mengalami penurunan dan bahkan target yang dimenangkan oleh pemerintah cenderung lebih rendah.

Pada lelang SUN 1 Maret lalu, incoming bids-nya mencapai Rp 61,5 triliun, lebih rendah dari incoming bids lelang SUN pada 15 Februari lalu yang mencapai Rp 76,8.

Dari target yang dimenangkan pemerintah, nilainya mencapai Rp 19 triliun, lebih rendah dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 23 triliun.

Tetapi, mengingat permintaan di pasar sekunder masih cukup tinggi, maka pemerintah tetap menerima hasil lelang tersebut dan memilih untuk tidak melakukan lelang tambahan atau green shoe option.

Kondisi geopolitik antara Rusia dengan Ukraina hingga kini masih memanas, di mana terbaru, ada laporan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina terbakar akibat pertempuran yang masih sengit antara Rusia dengan Ukraina hingga Kamis malam waktu setempat. PLTN Zaporizhzhia diklaim sebagai fasilitas energi terbesar di benua Eropa.

Situasi di Ukraina memburuk dengan cepat dan laporan dari negara tersebut masih sulit untuk dikonfirmasi.

Meski ketegangan belum mereda, tetapi perundingan antara Rusia dan Ukraina kembali berlanjut. Walaupun belum menemukan kata damai, tetapi kedua negara memiliki sikap yang sama terkait perlunya "koridor kemanusiaan" yang kemungkinan dilakukan dengan gencatan senjata sementara.

CNBC International melaporkan negosiator dari Ukraina mengatakan kedua belah pihak mencapai saling pengertian untuk mengevakuasi warga sipil. Hal senada juga diungkapkan negosiator Rusia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neraca Dagang RI Surplus Lagi, Investor Mulai Lepas SBN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular