Booming Batu Bara, Saham Emiten Produsennya Terbang!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 04/03/2022 09:50 WIB
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara beramai-ramai melesat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (4/3/2022). Tren kenaikan komoditas batu bara akhir-akhir ini turut mendorong harga saham emiten produsennya ke utara.

Berikut saham-saham batu bara yang menguat, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.23 WIB.

  1. Indika Energy (INDY), naik +8,15%, ke Rp 2.920/unit


  2. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +7,89%, ke Rp 82/unit

  3. Harum Energy (HRUM), +7,76%, ke Rp 12.500/unit

  4. Bumi Resources (BUMI), +7,69%, ke Rp 56/unit

  5. Adaro Energy Indonesia (ADRO), +6,90%, ke Rp 2.790/unit

  6. Bukit Asam (PTBA), +4,00%, ke Rp 3.380/unit

  7. Adaro Minerals Indonesia (ADMR), +3,76%, ke Rp 1.655/unit

  8. United Tractors (UNTR), +3,43%, ke Rp 26.400/unit

  9. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +3,38%, ke Rp 29.075/unit

  10. ABM Investama (ABMM), +3,00%, ke Rp 1.890/unit

  11. Delta Dunia Makmur (DOD), +2,86%, ke Rp 432/unit

  12. Bayan Resources (BYAN), +2,70%, ke Rp 40.000/unit

  13. Alfa Energi Investama (FIRE), +2,19%, ke Rp 374/unit

  14. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +2,04%, ke Rp 4.000/unit

  15. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +1,54%, ke Rp 198/unit

  16. Golden Eagle Energy (SMMT), +0,81%, ke Rp 620/unit

  17. Atlas Resources (ARII), +0,81%, ke Rp 248/unit

  18. Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,28%, ke Rp 3.610/unit

Mengacu pada data di atas, saham INDY memimpin 'klasemen' dengan kenaikan 8,15% Rp 2.920/unit, melanjutkan kenaikan sejak 2 hari sebelumnya.

Alhasil, dalam sepekan saham INDY sudah melejit 39,23%.

Membuntuti INDY, saham BOSS juga mencuat 7,89% ke Rp 82/unit, rebound dari koreksi dalam 2 hari belakangan. Saham BOSS masih melesat 18,57% dalam seminggu.

Tidak ketinggalan, saham HRUM dan BUMI juga masing-masing naik 7,76% dan 7,69% pagi ini.

Harga batu bara anjlok pada perdagangan kemarin. Maklum, dua hari sebelumnya harga si batu hitam melambung jauh terbang tinggi.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 358,45/troy ons. Ambles 19,63% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya.

Pada 2 Maret 2022, harga batu bara ditutup di US$ 446/ton. Meroket 46,01% secara harian dan menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah.

Hari sebelumnya, harga batu bara finis di US$ 305,45/ton. Melesat 21,45%. So, harga batu batu bara sudah melonjak 77,3% hanya dalam dua hari.

Sejak awal tahun (ytd), harga batu bara sudah terbang 153,82%.

Lonjakan harga batu bara sebelumnya terjadi seiring harga gas alam yang juga melejit. Pada pukul 07:04 WIB, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat/AS) berada di US$ 4,76/MMBtu. Naik 0,19% dan menjadi yang tertinggi sejak 3 Februari 2022.

Dalam seminggu terakhir, harga gas naik 6,62%. Selama sebulan ke belakang, harga menanjak 13,53%.

Perang Rusia vs Ukraina menjadi latar belakang penyebab kenaikan harga gas. Di Eropa, Rusia adalah pemain utama gas alam. Rusia memasok sekitar 40% kebutuhan gas alam di Benua Biru.

Namun kini negara-negara Eropa berencana ogah mendatangkan gas alam dari Rusia. Parlemen Uni Eropa mendesak negara-negara anggotanya untuk menutup akses pelabuhan dari dan ke Rusia, termasuk pengiriman gas alam.

Saat pasokan gas alam dari Rusia terputus, Jerman sepertinya bakal merasakan dampak paling parah. Di Eropa, Jerman adalah konsumen terbesar gas alam asal Rusia.

Berdasarkan catatan Rystad Energy, tiga negara pemasok gas alam terbesar bagi Jerman pada 2019 adalah Rusia (55,5 miliar meter kubik), Norwegia (27 miliar meter kubik), dan Belanda (23,4 miliar meter kubik). Kontribusi tiga negara itu mencapai 92% dari total impor gas alam Negeri Panser.

Saat harga gas naik, maka harus dicari komoditas lain yang bisa menjadi pengganti. Salah satu alternatif gas untuk sumber energi primer pembangkit listrik adalah batu bara.

"Pragmatisme harus dikedepankan. Keamanan pasokan harus diamankan," tegas Robert Habeck, Menteri Ekonomi Jerman, seperti dikutip dari Reuters.

Komentar Habeck ini merujuk kepada kemungkinan Jerman akan menunda rencana mempensiunkan pembangkit listrik bertenaga batu bara yang seharusnya terjadi pada 2030. Namun dengan dinamika terbaru, sepertinya target itu akan mundur.

Prospek peningkatan permintaan seiring perburuan akan sumber energi alternatif pengganti gas membuat batu bara menjadi incaran. Jadi jangan heran kalau besok-besok harga batu bara bakal naik lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Alasan Produsen Batu Bara Ramai-Ramai Incar Bisnis LNG & EBT