Harga Batu Bara Naik 77% dalam 2 Hari! Sekarang Anjlok Deh...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 March 2022 07:34
Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara anjlok pada perdagangan kemarin. Maklum, dua hari sebelumnya harga si batu hitam melambung jauh terbang tinggi.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 358,45/ton. Ambles 19,63% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya.

Pada 2 Maret 2022, harga batu bara ditutup di US$ 446/ton. Meroket 46,01% dan menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah.

Hari sebelumnya, harga batu bara finis di US$ 305,45/ton. Melesat 21,45%. So, harga batu batu bara sudah melonjak 77,3% hanya dalam dua hari. Gila...

Oleh karena itu, wajar kalau investor 'gatal' untuk mencairkan cuan. Sebab keuntungan yang didapat memang bukan kaleng-kaleng, gede banget.

Aksi ambil untung (profit taking) ini membuat kontrak batu bara mengalami tekanan jual. Maka tidak heran harganya merosot tajam.

Halaman Selanjutnya --> Harga Gas Mahal, Batu Bara Jadi Incaran

Lonjakan harga batu bara sebelumnya terjadi seiring harga gas alam yang juga melejit. Pada pukul 07:04 WIB, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat/AS) berada di US$ 4,76/MMBtu. Naik 0,19% dan menjadi yang tertinggi sejak 3 Februari 2022.

Dalam seminggu terakhir, harga gas naik 6,62%. Selama sebulan ke belakang, harga menanjak 13,53%.

Perang Rusia vs Ukraina menjadi latar belakang penyebab kenaikan harga gas. Di Eropa, Rusia adalah pemain utama gas alam. Rusia memasok sekitar 40% kebutuhan gas alam di Benua Biru.

Namun kini negara-negara Eropa berencana ogah mendatangkan gas alam dari Rusia. Parlemen Uni Eropa mendesak negara-negara anggotanya untuk menutup akses pelabuhan dari dan ke Rusia, termasuk pengiriman gas alam.

Saat pasokan gas alam dari Rusia terputus, Jerman sepertinya bakal merasakan dampak paling parah. Di Eropa, Jerman adalah konsumen terbesar gas alam asal Rusia.

Berdasarkan catatan Rystad Energy, tiga negara pemasok gas alam terbesar bagi Jerman pada 2019 adalah Rusia (55,5 miliar meter kubik), Norwegia (27 miliar meter kubik), dan Belanda (23,4 miliar meter kubik). Kontribusi tiga negara itu mencapai 92% dari total impor gas alam Negeri Panser.

Saat harga gas naik, maka harus dicari komoditas lain yang bisa menjadi pengganti. Salah satu alternatif gas untuk sumber energi primer pembangkit listrik adalah batu bara.

"Pragmatisme harus dikedepankan. Keamanan pasokan harus diamankan," tegas Robert Habeck, Menteri Ekonomi Jerman, seperti dikutip dari Reuters.

Komentar Habeck ini merujuk kepada kemungkinan Jerman akan menunda rencana mempensiunkan pembangkit listrik bertenaga batu bara yang seharusnya terjadi pada 2030. Namun dengan dinamika terbaru, sepertinya target itu akan mundur.

Prospek peningkatan permintaan seiring perburuan akan sumber energi alternatif pengganti gas membuat batu bara menjadi incaran. Jadi jangan heran kalau besok-besok harga batu bara bakal naik lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular